Selamat tinggal semester terabsurd!
Ya, akhirnya hari ini Ujian Akhir Semester berakhir juga!
Semester enam ini adalah semester terabsurd dalam sejarah perkuliahan saya. Kenapa? Karena beberapa mata kuliah yang saya pilih ternyata jauh dari apa yang saya bayangkan sebelumnya.
Semester ini hanya ada 3 mata kuliah wajib yang harus saya ambil, sisanya adalah mata kuliah pilihan yang (dengan nekat) saya pilih untuk memenuhi jumlah SKS pada riwayat akademik saya.
Saya mengambil 3 mata kuliah pilihan, sebenarnya saya tidak mau menyebut saya salah mengambil mata kuliah pilihan, hanya saja rasanya unik sekali karena perkiraan (dan harapan) saya terhadap mata kuliah pilihan ini (agak) melenceng jauh.
Dengan pengambilan 3 mata kuliah pilihan itu, keabsurdan semester enam ini pun dimulai.
Mata kuliah pilihan pertama yang saya pilih adalah Bahasa Thai, saya memilih mata kuliah ini karena bahasa ini memiliki huruf yang unik, meliuk-liuk seperti cacing dan (entah mengapa) saya yakin kalau kelas ini akan sangat (terasa) menyenangkan, tetapi ternyata tidak (terlalu). Saya bahkan (agak) bingung menggunakan bahasa Thai, sampai perkuliahan ini selesai pun saya masih (agak) bingung bagaimana cara menuliskan nama saya sendiri dengan huruf Thai.
Well, kelas ini tidak terlalu buruk, kecuali si Bapak dosen yang notabennya adalah orang Indonesia, tetapi (agak) kesulitan menggunakan bahasa Indonesia karena sudah terlalu lama tinggal di Thai. Ah, baiklah, bahasa Indonesia memang sulit, jadi saya (masih) maklum. Kelas ini tidak (terlalu) buruk, kami mengadakan acara masak masakan Thai bersama dan makan bersama, mencapai keakraban yang baik. Saya suka acara-acara seperti itu, suka sekali dan ini adalah nilai tambah (yang menyenangkan) untuk mata kuliah Bahasa Thai dan alasan mengapa saya (agak) kesulitan jika saya mengatakan saya salah memilih mata kuliah pilihan ini.
Sisi terabsurdnya adalah ujian akhir semester Bahasa Thai dilaksanakan satu bulan sebelum jadwal pelaksanaan ujian yang sebenarnya karena Bapak Dosen harus kembali ke Thailand, itu keabsurdan yang pertama karena saya sama sekali belum mengerti sepenuhnya dan belum siap untuk menghadapi ujian, tetapi mau tidak mau saya harus bisa. Keabsurdan yang kedua, Ujian Tengah Semester yang (tadinya) kata Bapak Dosen tidak diadakan, tiba-tiba diadakan dan Ujian Tengah Semester yang seharusnya dilaksanakan sebelum Ujian Akhir Semester menjadi ujian yang dilaksanakan setelahnya.
Mata kuliah pilihan ke dua yang saya ambil adalah Manajemen Media. Satu-satunya kelas yang membuat saya pulang paling sore pada hari senin karena kuliah baru dimulai pada pukul 16.00 WIB. Tidak ada keanehan yang berarti pada mata kuliah ini, semuanya baik-baik saja sampai Ujian Akhir Semester yang mewajibkan saya membuat proposal penerbitan majalah dan menggunakan contoh covernya menggunakan corel draw atau sejenisnya. Saya sama sekali tidak mengerti bagaimana cara menggunakan corel atau lainnya, jadi saya memohon bantuan dari teman saya. Menurut saya ini (agak) janggal karena tugas yang seharusnya saya buat sendiri, tiba-tiba dibantu oleh orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan nilai yang saya raih. Anyway, terima kasih kamu yang sudah membantu membuat contoh cover majalah saya, kamu baik sekali :)
Mata kuliah pilihan ke tiga yang saya ambil adalah Jurnalisme Media Cetak, ini adalah mata kuliah yang membuat hidup saya tidak tenang dalam satu semester ini dan membuat hari selasa saya tidak pernah menyenangkan karena harus selalu begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang setiap minggu pasti ada untuk dikerjakan dan dikumpul pada hari Rabu. Awalnya, ketika saya mengambil mata kuliah ini adalah karena saya ingin belajar bagaimana menulis berita, berita apapun, tetapi pada mata kuliah ini berita yang harus ditulis (sebagian besar) adalah berita mengenai politik, saya tidak (terlalu) mengerti dan sulit untuk mengerti tentang politik sampai setiap menulis berita saya merasa mual dan pusing.
Saya berusaha bertahan untuk menyelesaikan mata kuliah pilihan yang satu ini sampai akhir, hingga pada Ujian Akhir Semester kemarin saya diharuskan menulis 4 berita yang ditulis berdasarkan hasil reportase 2x24 jam dengan tema tertentu yang baru diberikan dua hari sebelum ujian dikumpulkan. Rasanya ingin tidur di tengah jalan raya melihat ketentuan-ketentuan tulisan berita yang harus dikumpulkan. Berkeliling Jogja, mencari berita kesan-kemari dan menulisnya menjadi lebih dari 50 paragraf membuat saya muak dan berpikiran untuk mengatakan saya salah memilih mata kuliah pilihan ini. Namun, di sisi lain dengan berpergian keliling Jogja, wawancara narasumber, dan menulis dengan teliti dan sabar, saya menjadi kesulitan untuk mengatakan saya telah salah memilih mata kuliah pilihan ini.
Saya banyak belajar, banyak mengenal orang, menjadi tahu tempat-tempat tertentu di Jogjakarta, memiliki pengalaman mewawancarai orang dan berdiskusi dengan orang agar orang tersebut setuju untuk menjadi narasumber, terbangun selama 24 jam tanpa tidur untuk konsisten terhadap deadline, bekerja di bawah tekanan, dan mengetik berita hingga jungkir balik. Semua yang telah saya dapatkan itu bagi saya adalah pengalaman yang sungguh sulit untuk saya lupakan. Pada akhirnya (dan sejak dulu) saya menjadi sangat salut dengan orang-orang media yang mengejar berita hingga banyak mengorbankan waktu dan kepentingan pribadi, kalian benar-benar luar biasa, Kawan :)
Dua mata kuliah pilihan terakhir yang saya sebutkan adalah mata kuliah pilihan yang saya ambil dengan cara lintas fakultas. Di kampus saya, kesempatan mengambil mata kuliah di fakultas lain itu terbuka sangat lebar karena sesuatunya selalu dimudahkan, saya berterima kasih untuk itu dan saya menjadi sangat cinta kepada kampus saya.
Oh ya, hari ini adalah hari terakhir ujian pada semester enam ini (dilanjut skripsi pada semester tujuh nanti) dan hari ini adalah hari upacara pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kampus saya. KKN akan dilaksanakan dari tanggal 9 Juli-15 Agustus 2012, doakan saya lancar menjalaninya ya. Sejujurnya, saya agak khawatir karena saya tidak pernah tahu keadaan di sana (tempat KKN saya, Jawa Timur) seperti apa, tetapi saya berusaha untuk berpikir positif agar semua yang saya jalani dapat berjalan lancar dan tidak menjadi beban.
Pada upacara KKN tersebut kami (para peserta KKN, seluruh mahasiswa dari seluruh fakultas di kampus saya) diwajibkan memakai kaos KKN dan mengenakan jas almamater. Melihat begitu banyak mahasiswa kampus saya berkumpul di auditorium kampus (di kampus saya disebut GSP) membuat saya teringat kembali pada tiga tahun yang lalu saat kami melakukan hal yang sama. Bedanya, 3 tahun lalu adalah upacara penerimaan mahasiswa baru dan kami mengenakan kemeja putih dan rok/celana warna hitam, serta jas almamater.
"3 tahun yang lalu kita belum saling mengenal loh, aku jadi deg-degan karena bahkan setelah 3 tahun kemarin itu, sekarang aku melakukan hal yang sama dengan teman-teman baru yang berbeda-beda fakultas."
itu hal yang saya ucapkan kepada teman satu tim KKN saya, Arin. Arin hanya tertawa dan mengiyakan perkataan saya yang sepanjang acara lebih dari 5 kali saya ucapkan.
Tidak terasa sudah 3 tahun saya berkuliah di Jogja, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Saya bertemu dengan orang-orang baik dan mendapatkan pelajaran menarik dari pengalaman-pengalaman luar biasa di sini. Saya suka sekali berkuliah di kampus saya, saya suka sekali berada di lingkungan menyenangkan yang terdapat banyak seniman dengan ketulusan mereka yang apa adanya. Saya bersyukur karena Tuhan memilih saya untuk belajar berdiri sendiri di Jogja. Saya suka sekali Tuhan dan untuk seni yang Kau ciptakan, ya saya suka sekali dengan seni, saya suka berkesenian, terima kasih telah menciptakan keindahan dunia itu, terima kasih, Tuhan.
-----
NB : Malam ini saya menonton konser kecil seorang gitaris bernama Jubing Kristianto, beliau keren sekali, jari-jarinya seperti bisa lepas dari tangannya untuk memainkan senar pada gitar. Bagus sekali. Saya suka, suka sekali.
-----
PS : Sepertinya hanya saya yang tidak mengecilkan jas almamater yang sudah jelas-jelas kebesaran di badan saya -,-
by Dita Oktamaya
No comments:
Post a Comment