Saturday, June 30, 2012
Lelah
Friday, June 29, 2012
Formalitas
Thursday, June 28, 2012
Selamat Tinggal Semester Terabsurd
Monday, June 25, 2012
Inspirator Sibuk, Novel Saya Mentok
Kamu apa kabar belakangan ini? Saya jadi semakin susah menggapaimu di minggu Ujian Akhir Semester ini. Kamu tahu? Novel saya mentok, susah dilanjutkan karena inspiratornya (kamu) sibuk sekali dengan dunianya. Saya pikir kamu bosan bermain dengan saya, jadi untuk sementara saya (berusaha keras) hilang dari hadapanmu. Ternyata (sepertinya) kamu tidak bosan bermain dengan saya, kemarin kamu mengajak saya mengunjungi sebuah pameran seni bersama teman yang tidak kamu sebutkan siapa namanya dan darimana asalnya dan hal yang paling menyebalkan adalah saya tidak bisa pergi bersamamu karena tugas Ujian Akhir Semester yang membelit saya hingga hampir pingsan.
Tadi pagi saya melihatmu berjalan dengan teman-temanmu (teman-teman kita), saya memanggilmu dengan suara keras karena terlalu senang bertemu denganmu setelah beberapa hari kamu menghilang dari pandangan mata saya, tetapi kamu sepertinya masih setengah sadar karena Ujian Akhir Semester yang (mungkin) juga membuatmu hampir pingsan.
Kamu jangan terlalu sibuk ya, Inspirator Kesayangan. Jangan terlalu tidak peduli dengan saya. Kamu teman kesayangan sekaligus inspirator kesayangan yang saya punya, saya tidak tahu harus berbuat apa jika kamu susah peduli dengan saya. Kamu pernah mengatakan bahwa kamu ingin membantu saya untuk menyelesaikan novel saya dengan lebih sering bermain dengan saya. Sekarang novel saya mentok, saya butuh menghabiskan waktu denganmu.
Dulu, kamu (sepertinya) berusaha keras untuk memenuhi perkataanmu itu, berusaha meluangkan waktu untuk sekedar menyapa saya atau bermain sebentar bertukar cerita, tetapi sekarang saya berkata seperti apapun, kamu (sepertinya) susah untuk peduli dengan saya. Kamu (sepertinya) malas menggerakan tubuhmu untuk sekedar bertemu saya dan mendengar cerita-cerita tidak penting yang saya punya. Saya rindu dirimu yang dahulu mengatakan senang mendengar cerita saya dan minta diingatkan ketika kamu lupa. Memang segala hal sulit berjalan sama persis, ya?
Saya tahu kamu orang yang mudah bosan dengan suatu hal, tapi saya bukan suatu hal, saya manusia, saya temanmu. Saya tidak menyalahkanmu karena saya tahu setiap orang pasti membutuhkan "me time" dalam menjalani hari-harinya. Mungkin saya hanya iri denganmu yang bisa memiliki "me time" di rumah karena "me time" saya pasti di kamar kotak tanpa canda tawa dari keluarga saya. "me time" yang saya miliki bahkan membuat saya semakin bosan, sehingga saya banyak mengganggumu dengan pesan singkat tidak bermakna tentang hal apa saja yang saya lakukan dan hal apa saja yang baru pertama saya lalui.
Ah, sudahlah. Semakin saya menulis lebih lanjut semakin saya ingin bermain denganmu. Seberapa seringnya kamu menghilang dari pandangan saya, tetap ingat ya, saya selalu menunggu untuk dihubungi olehmu dan menunggu ajakan bermain bersama denganmu. Pasti kamu berpikir kenapa bukan saya yang mengajakmu bermain terlebih dahulu atau menghubungimu lebih dulu? Sederhana saja, karena kamu adalah inspirator kesayangan yang sibuk, setiap saya melakukannya lebih dulu jawabannya dapat dipastikan 90% penolakan. Saya jadi bingung jika mengajakmu harus di waktu yang bagaimana hingga tepat sasaran di mood-mu yang bagus untuk bergerak dan bermain bersama.
Sehat terus ya kamu, istirahat yang cukup meskipun kesibukanmu banyak menguras waktu dan pikiranmu. Makan yang baik karena saya tidak ingin kamu terserang maag seperti saya. Ah, saya jadi rindu kamu yang dulu sering mengingatkan saya makan, sekarang kamu benar-benar tidak melakukannya sama sekali. Biarlah. Sibukmu itu lebih minta perhatian daripada teman manja yang selalu merengek diajak main. Jaga kondisimu baik-baik ya, simpankan cerita-ceritamu untuk saya karena jika kamu bosan mendengar cerita tidak mutu saya, saya selalu bersedia menjadi telinga yang mendengarkanmu ketika kamu rasa tidak seorang pun ingin mendengarnya.
Saturday, June 23, 2012
Bukan Saya Tidak Suka
Friday, June 22, 2012
Kamu Sudah Besar, Jaga Mereka Baik-baik
Tuesday, June 19, 2012
Seandainya Saya (Boleh) Memberitahumu
Monday, June 18, 2012
Lollipop
Belakangan ini saya sedang suka menapak tilas lagu-lagu yang beberapa tahun lalu atau mungkin dulu atau saya tidak terlalu ingat kapan, sering saya dengarkan.
Coba tebak siapa penyanyi yang saya sering dengarkan? Tepat sekali. Avril Lavigne. Pasti kalian tahu kan? :)
Lagu-lagunya memang bagus, terutama di album pertama yang liriknya kebanyakan menggambarkan keadaan dia yang (mungkin) pada saat dia menciptakan lagu itu benar-benar dialaminya.
Saya memang suka lagu-lagu Avril Lavigne sejak pertama debut (Kalau tidak salah ketika saya masih berada di tahun terakhir Sekolah Dasar? Haha), tetapi saya bukan tipe orang (atau penggemar) yang lantas tahu segala sesuatu yang dilakukan penyanyi kesukaannya (Bahkan jika Avril Lavigne tidak on air di televisi saya tidak akan tahu wujud aslinya seperti apa). Dan untungnya dulu saya nekat untuk menabung dan membeli kaset albumnya (dulu masih kaset), sehingga saya tahu wujud Avril Lavigne itu sedemikian adanya.
Oh ya, hari ini ketika saya mengutak-atik ponsel saya, saya tiba-tiba berpikiran untuk mengunduh sebuah lagu yang (kalau tidak salah) sering saya dengarkan saat saya masih berada di Kelas 2 SMA. Lagunya Mika (ada yang tahu?) Judulnya Lollipop. Lagu dengan musik yang menyenangkan.
Dulu saya sering mendengarkan lagu Mika ini karena musiknya menyenangkan dan membuat saya bersemangat, tetapi seperti biasa, saya tidak pernah tahu wujud Mika itu seperti apa dan bagaimana video musiknya tercipta.
Sampai akhirnya hari ini saya memutuskan untuk mencoba mencari video musik beberapa lagu yang dulu sering saya dengar di Youtube dan menemukan video musik milik Mika. Ya, ternyata bagus, lucu, dan seperti lagunya, video musiknya juga menyenangkan untuk dilihat :)
-----
ini video Mika - Lolipop :
http://www.youtube.com/watch?v=6md5RSnVUuo
-----
NB : Saat menulis postingan ini saya sedang makan bakpia keju dan saya suka bakpia keju karena rasanya enak :D
Friday, June 15, 2012
Akhirnya Saya Dijenguk
Saya senang untuk tiga hari ke depan saya tidak sendirian, ada mereka yang tiba-tiba hadir di kamar saya, mereka yang selalu bersedia menerima cara saya dalam menghadapi apapun dalam hidup saya, apa adanya saya. Ah, kalian tahu apa yang paling saya sukai di dunia ini? Mereka.
Thursday, June 14, 2012
Semua Orang Bilang Saya Aneh
Apakah butuh waktu yang lama untuk berteman baik dengan seseorang? Apa salah jika saya mengatakan saya menyayangi teman saya yang baru saya kenal pertengahan tahun lalu? Kenapa segala sesuatunya harus dipertanyakan dan kenapa harus ada jawaban dari semua pertanyaan?
Semua orang bilang saya aneh.
Baiklah, (katakan) saya aneh, tetapi kenapa? Karena menyayangi teman saya? Karena cara saya berteman? Karena saya memperlakukan teman tertentu dengan cara yang lebih istimewa?
Karena apa?
Semua orang punya budaya masing-masing di dalam dirinya sendiri, bukan? Semua orang punya cara masing-masing dalam menghadapi sesuatu dalam hidupnya, bukan? Kenapa selalu saya yang aneh? Kenapa selalu saya yang salah? Kenapa semua orang selalu menyalahkan saya yang tidak beradaptasi dengan mereka tanpa adanya adaptasi mereka terhadap saya? Kenapa selalu saya yang dituntut untuk terbiasa dengan mereka, sedangkan mereka tidak mau terbiasa dengan cara saya? Kenapa harus selalu saya yang dituntut untuk menyesuaikan tanpa adanya penyesuaian mereka terhadap saya? Kenapa selalu hanya saya yang aneh?
Tuesday, June 12, 2012
Big Hug For WEBG
Monday, June 11, 2012
Tidak Butuh
Sudah banyak tahu tentang hidup saya?
Sudah merasa hebat?
Ingat ya, di dunia ini tidak hanya Anda saja yang punya kesibukan.
Apalagi kalau berbicara masalah kehebatan.
Berbicara di belakang saya seolah saya tidak punya mata.
Takut melihat mata saya?
Katanya Anda hebat, lihat mata saya saja takut.
Sekarang saya katakan pada Anda.
Jika bermasalah dengan saya, bilang.
Anda bukan anak kecil yang belum bisa berbicara kan?
Bahasa Indonesia Anda dapat berapa? Sudah lulus sekolah dasar, kan?
Jika tidak suka dengan apa yang saya lakukan, ya tidak usah berurusan dengan saya.
Saya tidak takut dengan Anda
Apalagi dengan jalan pikiran Anda yang selalu berlebihan dan berbelit-belit.
Lalu sekarang Anda mencampuri urusan saya.
Siapa Anda? Orang tua saya? Kakak saya? Sahabat saya?
Bahkan kata teman masih jauh dari Anda.
Sudahlah, urusi saja urusan Anda sendiri. Saya tidak butuh Anda.
Saturday, June 9, 2012
Hello Mr. Right!
Thursday, June 7, 2012
Ketika Kamu Tidak Bisa Menemukanku
tidak bisa meraihku
tidak bisa menyapaku
Kamu memiliki kesimpulan sendiri bagaimana semua terjadi
aku tidak peduli
tidak ingin ambil andil lagi
tidak ingin mengulang semua lagi
Kamu pikir mudah jadi aku?
Kamu tidak akan tahu
tidak akan mencari tahu
tidak akan berminat untuk tahu
Karena itu,
Ketika kamu tidak bisa menemukanku
tidak dipedulikan olehku
tidak menjadi utamaku
tidak menjadi pikiranku
Ketahuilah,
Di antara semua yang pernah dilalui
aku juga bisa jadi tidak peduli
Tuesday, June 5, 2012
Abu-abu
Ya, saya sering berkaca. Bukan, bukan dengan cermin. Berkaca diri. Berkaca sebenarnya sudah sejauh mana saya memanfaatkan apa yang saya punya, sudah seberani mana saya mencoba hal baru yang tidak saya ketahui sebelumnya dan seberapa lama saya bisa bertahan untuk menjalani hal-hal yang dititipkan di kehidupan saya.
Kalian bisa saja mengatakan bahwa saya adalah orang yang pemikir, perasa, peka, pahlawan yang selalu bersedia ada untuk berada di samping teman yang selalu membutuhkan keberadaan saya, tetapi tahu tidak? Bukan. Saya bukan tipe orang seperti itu. Saya tidak sekeren itu jika kalian menganggap hal yang saya sebutkan di atas itu keren.
Saya ini orang yang sulit menunjukkan apa yang saya inginkan, orang yang selalu berjalan lurus tanpa melihat sekeliling selayaknya orang yang sedang memakai kacamata kuda. Saya juga termasuk orang yang berjalan terlalu cepat hingga orang lain terkadang kesulitan menyeimbangkan langkah saya, saya orang yang berbicara ketika diminta, orang yang mudah sekali tertidur ketika terjebak di tengah perbincangan yang banyak menggunakan kosakata sulit. Saya ini orang yang mati rasa.
Saya tahu apa yang saya mau, tetapi saya takut karena saya tidak tahu akan menjadi apa saya ketika saya telah mendapat apa yang saya mau.
Salah satu tokoh di serial tv kesukaan saya pernah berdialog seperti ini :
"You have to listen to what the world is telling you to do and take a leap."
Yeah, i think so. Saya juga berpikir seperti itu, tetapi hal yang menjadi masalah adalah pendengaran saya masih samar dan saya agak kesulitan untuk berbincang dengan dunia.
Jadi? Masih abu-abu.
Bukan saya tidak mampu mengubah abu-abu itu menjadi hitam-putih yang jelas, tetapi saya masih menikmati keabu-abuan itu. Saya bisa saja mencari cara untuk menentukan mana hitam dan mana putih, tetapi saya tidak mau. Biar saja abu-abu. Biar saja ambigu. Saya tidak peduli. Yang saya peduli adalah seharusnya telinga saya masih cukup sehat untuk mendengar apa yang dunia katakan pada saya agar saya megetahui apa yang selanjutnya dapat saya lakukan ketika saya telah mendapat apa yang saya inginkan.
Jadi, jika kalian masih berpikir bahwa saya adalah orang yang pemikir, perasa, peka, pahlawan bagi teman-teman saya. Tidak. Bukan. Saya tidak pernah menjadi orang seperti itu dan tidak sedang berusaha menjadi seperti itu. Saya hanya orang yang sedikit-sedikit berusaha mendengar apa yang dunia katakan kepada saya dan apa yang dunia ingin saya lakukan. Sesederhana itu.
Sunday, June 3, 2012
Kalau Sama Kamu, Waktu Berjalan Cepat Sekali
"Kalau sama kamu waktu berjalan cepat sekali, rasanya baru sebentar bertemu tahu-tahu aku sudah harus pergi saja. Haha."
Pesan singkat itu membuat saya tersenyum. Kamu jarang sekali mengatakan hal semanis itu, Teman. Saya senang membacanya, bahkan sampai saat ini saya terkadang membaca pesan singkat darimu itu jika sedang merindukan waktu kita bermain bersama.
Saya tidak pernah tahu nilai diri saya di matamu seperti apa, senyaman apa dirimu ketika berada di samping saya, seberapa besar tawa yang bisa kamu hasilkan ketika mendengar lelucon saya yang kadang tidak kamu mengerti sama sekali atau seberapa rindu kamu ketika tidak bisa bermain dengan saya karena kesibukan kita yang terkadang membuat kita selalu kewalahan untuk mencari waktu agar tetap dapat menjalin hubungan pertemanan yang (sangat) dekat.
Saya akui, baru kali ini saya memiliki teman sedekat seperti saya dengan kamu, memiliki analogi dengan teman secara personal (gajah dan jerapah, yin dan yang), memiliki kebiasaan yang hampir seratus persen sama, memiliki waktu dadakan (karena ditinggal oleh teman yang lain) untuk melakukan karaoke bersama, berduaan hingga tenggorokan terasa hampir mati rasa.
Kamu tahu? Saya pernah mengatakan iri kepada kakak saya karena dia memiliki seorang teman yang sangat dekat sampai-sampai ketika mereka bertemu selalu terlihat seperti sedang menonton situasi komedi karena lelucon dan perbincangan mereka yang absurd selalu mengundang tawa untuk semua orang yang melihat. Sampai-sampai ketika salah satu dari mereka (atau keduanya) merasa jenuh mereka dengan sengaja meluangkan waktu untuk karaoke bersama, berduaan (boleh kita coba hal ini lain kali?). Sampai-sampai ketika mereka sama-sama masuk angin mereka bertukar kentut satu sama lain. Saya iri dengan pertemanan mereka yang terlihat begitu dekat, tetapi saya senang karena sekarang saya punya kamu.
Kamu tahu? Kakak saya selalu menunjuk kepada dirinya sendiri ketika saya bertanya siapa teman yang paling dekat yang saya punya. Ya, kakak saya adalah sahabat saya. Mungkin kamu juga merasakan hal yang sama dengan kakakmu. Saya senang mengetahuinya, tetapi saya juga membutuhkan orang lain seperti kamu untuk menjadi sahabat saya.
Teman-teman saya banyak yang mengatakan bahwa saya adalah orang yang lamban dalam merespon suatu hal (khususnya ketika mereka bercerita secara personal dengan saya tentang hal yang mereka lalui), mereka juga bilang saya memiliki ekspresi yang datar dalam merespon berbagai hal yang mereka ceritakan. Ya, saya memang begitu, tetapi bukan karena saya tidak suka dengan cerita mereka, saya hanya bingung harus merespon bagaimana.
Jujur saya suka mendengar cerita dari banyak teman, hal itu yang dapat membuat saya banyak belajar. Mungkin ini yang kamu rasakan ketika saya bercerita panjang lebar kepadamu dan kamu hanya bisa diam sambil mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa kamu sedang mendengarkan saya dengan baik, itulah mengapa saya mengatakan bahwa kebiasaan kita hampir seratus persen sama.
Ada banyak hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu, mungkin saya akan menyicilnya satu per satu nanti agar kamu ingat bahwa saya selalu ingin menjadi teman yang paling dekat yang kamu punya.
A 100 things i have to do with you and i have to tell to you before we gradute, ingat kata-kata yang sering saya ucapkan kepadamu itu?
Saya sendiri tidak yakin ada 100 hal yang harus saya lakukan denganmu dan 100 hal yang harus saya katakan kepadamu sebelum kita berdua lulus kuliah karena saya tidak menghitungnya. Yang saya tahu saya ingin melakukan banyak hal dengan kamu, bercerita banyak hal kepadamu, dan mendengarkan banyak hal dari kamu. Banyak hal hingga mungkin di otak saya banyak itu berjumlah 100.
Kamu tidak harus janji apa-apa karena saya tahu kamu adalah orang yang paling takut untuk berjanji. Yang kamu harus lakukan adalah tetap menjadi dirimu dan berada di samping saya ketika kamu rasa kamu mampu, that's what friends are for, right? Jangan pergi terlalu jauh ketika kamu ingin menyibukkan diri tanpa melibatkan saya di dalamnya, karena saya akan menjadi sosok yang paling gamang yang pernah kamu temui di dunia ini, setuju?
Oh ya, sebelum saya mengakhiri tulisan ini ada satu hal yang sejak dulu ingin saya katakan kepada kamu :
"Ya, kamu adalah teman dengan tingkat respon jauh lebih lamban dan lebih datar dari saya, tetapi meskipun begitu saya suka berteman denganmu, suka sekali."
-----
NB : Dedicated to my dearest best friend, Black Giraffe, please stay in my life forever because you're one of the best things to ever happen to me :)
by Dita Oktamaya