Wednesday, December 30, 2009

Happy Birthday!

Happy Birthday to Alin Maharani, my friend in UGM Yogyakarta. Hope all the things in this year could gives you lesson about the wisdom and kindness. Allah always be with you, girl! Keep smile because i know you are nice within' :)



Jakarta,
30-12-2009
With Love, Dita Oktamaya



By Dita Oktamaya

Monday, December 28, 2009

Waktuku Untukmu

Aku membawa waktuku bersamamu
Menjadikannya bagian-bagian dalam kepingan hari
Satu per satu

Aku ingin waktuku bersamamu
Menjadikannya yang pertama membangunkanmu di kala pagi
dan kau putar kembali saat mentari bersembunyi

Aku membawa waktuku bersamamu
Menjadikannya kenangan dalam gelak tawa
Menegarkan hati dalam duka hingga merengkuh suka

Aku ingin memberikan waktuku untukmu
menjadikannya teman saat sepi membayangimu
Menjadikannya saksi saat bahagia itu menyapamu

Aku ingin memberikan waktuku untukmu
Untuk selalu bersamamu karena aku akan selalu ada untukmu



Poem by Dita Oktamaya

Sudah Mengerti Sekarang?

Cinta,
apa kau mendengarku?
Mendengar rindu yang terlanjur mengalir untukmu?
Yang di setiap detik waktunya berdetak karena memikirkanmu

Cinta,
aku bertahan di tengah luasnya jarak yang memisahkan
Menghiasi hati dengan jutaan kesetiaan, hanya untukmu

Cinta,
aku menunggumu di dalam hempasan badai kecurigaan tentangmu
tentang cintamu,
dengan segala gundah yang ku habiskan tanpa kehadiranmu

Mengertikah kamu?
Bukanlah sebuah ketiadaan aku bersamamu
Dengan waktu yang begitu pelit, hingga memberi kita hanya sedikit

Mengertikah kamu?
Bukanlah sebuah omong kosong antara kita
Meski tak sering wajah ini saling bertatap
Tapi hati tak ingin meratap

Mengertikah kamu?
Bukan dalam kebohongan peduli itu datang dalam kekhawatiran
Mengingat ketidakadaan kabar darimu yang kurindukan

Mengertikah kamu?
Aku mengerti,
semua itu ada karena dirimu,
yang dengannya aku bertahan untuk terus menantikan kehadiranmu,
karena aku mencintaimu

Sudah mengerti sekarang?
Baguslah!
Dengan begitu kamu tahu bagaimana aku memilihmu, untuk mencintaiku




Poem by Dita Oktamaya

Monday, December 14, 2009

Korean Days In Yogyakarta


Hai apa kabar?? Baik-baikkah kalian? Maaf saya telah cukup lama ber-hibernasi dari dunia blog belakangan ini, sinyal internet di Yogyakarta (kamar kos saya) tidak terlalu baik :(

Ada yang ingin disampaikan?? Kalau saya ada, saya rindu kalian :)

Beberapa bulan yang lalu saya tiba di Yogyakarta, memulai kehidupan baru sebagai seorang mahasiswi. Saya ingat sebelum berangkat ke Yogyakarta ada seorang teman yang meminta saya untuk menulis tentang malioboro pada malam hari.

Sejujurnya, saya bingung ingin mengatakan apa, hari pertama di Yogyakarta, seorang teman mengajak saya untuk pergi mencari es degan (kelapa) untuk kakaknya yang sedang hamil, tetapi hasilnya nihil! Kami tidak menemukan es degan sama sekali, pada akhirnya kami pun berkunjung ke malioboro pada malam hari.

Ya, saat itu kondisi saya tidak sedang dalam keadaan baik, maka dari itu teman saya mengajak saya ke suatu warung lesehan yang cukup nyaman sebenarnya, jika tidak bertubi-tubi pengamen datang menyanyikan lagu yang sebenarnya tidak dapat disebut lagu (kalian pasti mengerti maksud saya). Saat itu kami banyak bercerita, menceritakan tentang Yogyakarta pada malam hari. Kehidupan yang berjalan perlahan namun pasti.

Kalian tahu?

Setelah beberapa bulan tinggal di Yogyakarta, saya merasakan bahwa waktu berjalan begitu lambat. Tidak ada sesuatu dalam keadaan terburu-buru, semuanya terasa berjalan perlahan. Bagi kalian yang tinggal di Yogyakarta, apa juga merasa demikian? Atau semuanya hanya perasaan saya saja?

Anyway, tiga hari yang lalu, kampus saya (jurusan lebih tepatnya) mengadakan sebuah acara bernama : Korean Days.
Ya, seperti namanya, kami membuat acara berdasarkan apa yang menjadi hal-hal yang kami pelajari.

Kami memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat di dalam atau pun luar kampus. Hal yang terpenting adalah bagaimana kalian memperkenalkan apa yang telah kalian pelajari dengan cara yang menyenangkan. That's a point, dude!

Acara ini dilaksanakan pada tanggal 9-10 Desember 2009 yang lalu. Tidak hanya memperkenalkan budaya, tetapi kami pun juga memperkenalkan makanan-makanan khas Korea. Banyak pengunjung yang terlihat puas (menurut saya) karena mengetahui lebih banyak tentang budaya Korea yang akhir-akhir ini banyak menarik perhatian mereka.

Acara puncak dilaksanakan pada malam hari tanggal 10 Desember kemarin. Dalam puncak acara ini, kami mempersembahkan pentas seni dengan berbagai macam hal bernuansa Korea.

Jujur, acara puncak malam itu sungguh membuat saya waswas. Bagaimana tidak? Saya ditunjuk sebagai koordinator dalam pertunjukkan drama dari angkatan saya. Selain sebagai penulis naskah, saya juga berperan sebagai sutradara dan music director dalam drama ini.

Menurut saya, waktu latihan tidaklah begitu banyak untuk mempersiapkan ini semua, saya mencoba untuk tetap berpikir positif bahwa saya dan teman-teman yang menjadi aktor dan aktris saya pasti bisa melakukan itu semua meskipun kami selalu khawatir akan melanggar jam malam kos untuk berlatih drama ini. Dan pada akhirnya, ya kami berhasil!

Para penonton merasa puas dengan pementasan yang kami lakukan, tepuk tangan dan canda tawa kesenangan terdengar di telinga saya, ya kami berhasil! Setidaknya untuk malam ini. Thanks to God :)

Well, selain sebagai Koordinator Drama, saya juga menjadi salah satu pemain dalam sebuah grup alat musik tradisional korea atau lebih dikenal sebagai 사물놀이 (Samulnori). Samulnori adalah permainan empat alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul, yang terdiri atas 장구 (Janggu), (Swae), (Buk), dan (Jing). Saya memainkan Janggu yang dimainkan menggunakan dua buah pemukul seperti drum dalam sebuah band.

Malam itu adalah malam yang sangat berkesan bagi saya. Ya, katakanlah saya adalah gadis yang cengeng. Hari itu saya menangis, tersedu-sedu, melihat segalanya telah dilalui dengan lancar, mendengar tepuk tangan para penonton, tepuk tangan yang mengirimkan kelegaan karena merasa beban telah hilang. Satu pelajaran yang membuat saya tidak dapat berhenti berpikir bahkan hingga saya mengetik postingan ini : Bahagia bukan hanya saat kalian merasa senang tanpa kesedihan, tetapi bahagia adalah saat di mana kalian membuat orang lain bahagia dengan apa yang telah kalian usahakan bahkan orang yang tidak kalian kenal sekali pun.

Tahukah kalian? Mempelajari budaya Korea seperti ini tidaklah membuat saya lupa akan budaya Indonesia, tidak seperti itu! Saya makin mencintai budaya Indonesia bahkan jauh lebih besar dari sebelumnya. Tetap semangat, teman! Karena hanya kalian yang mengerti bahwa mimpi kalian sudah berada di depan mata untuk kalian raih :)

Saya dan seluruh Pemain Drama


Saya dan Seluruh Panitia Korean Days 2009 FIB UGM



Saya dan Seluruh Bagian dari Pemain Samulnori


Saya bermain 장구 (Janggu)


징 (Jing)



북 (Buk)



장구 (Janggu)



쇄(Swae)


By Dita Oktamaya


Monday, September 14, 2009

Word #2

Jika kau menyerah atas mimpimu berarti kau menyerah atas kehidupanmu. Dan semua pelajaran hidup yang kau miliki akan menjadi sia-sia. -Dita Oktamaya


By Dita Oktamaya

Saturday, August 29, 2009

Word #1

Sayangi sesama dengan menjadi dirimu apa adanya dan saling menghargai dengan menjadi dunia baginya. -Dita Oktamaya


By Dita Oktamaya

Wednesday, August 5, 2009

Happy Birthday!

Happy Birthday to Anitia Fani, my senior at Bahasa Korea 2008 UGM (Sarenni) Yogyakarta.
Hope you always be a great person with a great experiences. Allah always bless you. Thanks for always looking after of myself in here, Yogyakarta.


Yogyakarta,
03-08-09

With Love, Dita Oktamaya



By Dita Oktamaya

Yogyakarta

Dipagi yang terjaga
terbangun dengan bisingnya kendaraan hitungan jari
seketika terasa kehadiran mereka memberi arti yang berbeda

Saat siang mentari dengan teriknya yang menusuk kulit
keringat enggan datang meski sekujur tubuh lelah kepanasan
duduk tenang dalam diam
keramaian ibukota yang hilang terasa seketika
ini jauh berbeda

Saat senja datang membayang
mentari menyembunyikan cakrawalanya
menatap langit sore masih dalam diam
tidak seperti biasanya, hampa

Malam datang dengan dingin yang membekukan tubuh
sendiri dalam petakan kamar dengan barang-barang sederhana
di sinilah aku berada, dengan ribuan kemandirian
dan jutaan karakter manusia penghangat suasana, Yogyakarta


Poem by Dita Oktamaya

Tuesday, July 28, 2009

My 3rd Award

Apa kabar kalian? Lama sudah tidak membuat postingan di sini, saya dikejutkan dengan salah satu comment yang menyatakan bahwa saya mendapat award darinya, saya mendapat award dari http://phiijustmuggle.wordpress.com/
terima kasih ya :)


Dan inilah tantangannya, Dare to confess my 10 bad habits, honestly it's more than 10 :) tetapi buat sebagian kecil, saya akan menyebutkannya.

10 kebiasaan buruk :


1. Tukang Tidur

2. Moody

3. Terlalu Santai

4. Mudah Lelah

5. Malas Makan

6. Pemalu

7. Manja

8. Cerewet

9. Ceroboh

10. Kikuk


Well, that's me. Just zipping your mouth and keeping it as secret! :)
just joking, anyway thanks for the award alfi fadilah :)


By Dita Oktamaya

Friday, July 17, 2009

Teman

Teman,
mentari memancarkan keanggunan nyatanya
cakrawala pagi jauh menyentuh asa yang tiap harinya tercipta oleh kita
tentang dunia...
tentang cita...
tentang mimpi yang menghiasi setiap perjalanan nantinya

Perlahan sakit dan rintihan itu datang menghadang
satu per satu...
menghempaskan airmata yang tak ingin jatuh
menghentakkan keyakinan diri untuk meraih mimpi di antaranya
namun, semangatmu menggetarkan hati untuk tetap berdiri
tanpa paksaan

Tawamu masih terbayang, Teman
membiarkan segala kenangan berjalan seperti air
takkan dapat terlupa oleh waktu
mengisi cawan kehidupan yang haus akan indahnya persahabatan
untukku...
untuk dunia kita...

Begitulah,
kenangan hadir dengan beribu cerita menghiasinya
bagai bab terakhir pada sebuah buku
telah kita temukan akhir ceritanya

Namun, ingatlah ketika matahari mulai surut
menyembunyikan keanggunan cakrawalanya
yakinlah bahwa ada hari yang lebih baik setelahnya
untuk persahabatan kita...
dengan semua kenangan yang telah menyatukan kita
selamat jalan, teman



Poem by Dita Oktamaya

Sunday, July 12, 2009

Berjalan Bersamamu

Aku ingin berjalan bersamamu,
menatap cakrawala pagi menikmati terik mentari yang membakar kulit

Aku ingin berjalan bersamamu,
seperti waktu yang tidak pernah absen meninggalkan hari
terus berputar tanpa berniat untuk berhenti

Aku ingin berjalan bersamamu,
ketika angin menerpa wajahmu,
menyapu anak-anak rambut yang menghalangi pandangan matamu

Aku ingin bersamamu,
menggapai keindahan senja saat pulang tiba
bermain dengan ribuan cerita dengan berbagai suka dan duka

Aku ingin selalu ada untuk menyapamu,
menjadi yang pertama kau lihat saat mentari hangat menyambut pagimu
memijat bahumu ketika ribuan lelah dan penat membayangi senjamu

Aku selalu meletakkan hatiku di sini, untukmu
terus berada bersamamu melewati hari meski takkan sempat mata memandang
turut terluka ketika kesedihan terpaksa kau sapa saat duka tiba

Aku ingin selalu berjalan bersamamu,
karena kau tahu aku ingin melakukan itu
karena kau tahu aku akan kembali meski jauh kulangkahkan kaki darimu, keluargaku


-----

NB : Dedicated to my family, you're amazing to me. Don't be worried because i'm always here and come home to meet you all, my lovely! It won't be long, trust me :)


Poem By Dita Oktamaya

Wednesday, July 8, 2009

Kau Begitu Berharga

Begitu banyak hal yang ingin kuraih,
ketika jaminan untuk bahagia hadir di antara hari-hariku

Aku bermimipi,
setelah ribuan peluh dan lelah membasuh ketidakberdayaan diri ini
menahan ego yang terpasung dalam sisi gelap kehidupan sepi

Dengan semangat yang tertanam dalam jutaan asa yang berbuah,
satu per satu...
mengingatkanku betapa pentingnya arti hadirmu,

Bagiku...
Bagi persahabatan kita...
Bagi dunia kecilku...
Bagi kita!

Dengan berbagai keceriaan yang terlewati di antara kita,
hari demi hari...
mengingatkanku bahwa dirimu bukanlah sebuah buku catatan usang semata
yang hanya dihiasi tulisan sederhana tanpa niatan untuk membuatmu ternoda oleh kata

kau lebih dari itu!

Kau adalah istana tempat berbagi,
ketika dunia terasa tak berharga

Kau adalah anugerah,
ketika kekosongan dan keheningan merasuk membayangi jiwa

Kau adalah kehidupan untuk dunia kecil yang tak berwujud nyata
kau begitu berharga, setidaknya untuk penulis sederhana sepertiku



Poem by Dita Oktamaya

Tuesday, July 7, 2009

Aku Mencari

Aku dalam perjalanan mencari mimpi
menahan setiap ego yang memaksa untuk menyerah dan meninggalkan
mengubur setiap kesedihan ketika sepi membayang

Aku dalam perjalanan meraih mimpi
bertemu ribuan pasang mata yang memberikan asa untuk berdiri
meyakinkan hati untuk tetap berada dalam jalur penerang hati

Aku dalam perjalanan mencari jati diri
sulit hingga terasa airmata membanjiri
ketika kegagalan memaksa untuk menangisi hati yang tersakiti

Aku sedang mencari,
dengan ribuan kekuatan untuk mendapat bahagia dari cita yang tulus dan murni

Aku di sini,
mencari mimpiku yang tak pernah hilang namun jauh membayang, pasti



Poem by Dita Oktamaya

Saturday, July 4, 2009

Crybaby?


Hai, apa kabar kalian? Lama tidak jumpa dan memiliki diskusi yang mengasyikan seperti biasanya. Baik-baikkah kalian di sana?

Maaf sudah beberapa hari ini saya tidak mengisi postingan seperti biasanya, beberapa hari lalu saya dinyatakan menderita gejala demam berdarah yang mengharuskan saya untuk selalu minum air mineral dan jus jambu hingga kembung, darah saya diambil dengan paksa lewat jarum suntik yang jujur saya sangat takuti, penyakit itu juga memaksa saya untuk beristirahat tak bergerak di atas tempat tidur, saya benci sakit! karena saya merasa telah menjadi manusia paling tidak berguna ketika sakit. T.T

Tetapi, syukurlah sekarang kondisi saya sudah membaik dan empat hari yang lalu pun saya mengunjungi Yogyakarta, untuk mengikuti tes TOEFL yang diadakan oleh kampus saya. Untuk informasi saja, saya mulai menetap di Yogyakarta awal bulan Agustus nanti, doakan saja agar segalanya berjalan dengan lancar, Amin.

Empat hari di Yogyakarta mempertemukan saya dengan teman-teman baru, mereka sangat baik dan semoga saja dapat dengan apa adanya menerima saya menjadi teman mereka.

Saya juga bertemu dengan seorang senior saya (angkatan 2008, beda satu tahun dari saya) di fakultas ilmu budaya jurusan Bahasa Korea, seorang gadis berjilbab yang membuat saya sulit dan berat untuk meninggalkan Yogyakarta selama sebulan ini. Saya sudah menganggapnya seperti kakak saya, kakak kesayangan saya selama di Yogyakarta. Well, untuk lebih lanjutnya saya akan menceritakan tentang dia di postingan berikutnya, tunggu saja ya.

Baiklah, keberatankah kalian jika saya mengajak kalian untuk flashback ke awal tahun kamarin ini??

Saat itu saya takut menghadapi segala kewajiban-kewajiban baru di tahun 2009 sebagai seorang generasi muda Indonesia, sebagai seorang wanita dewasa, sebagai seorang yang lebih baik dan mandiri, saya takut dengan berbagai keharusan saya untuk menjadi manusia lebih baik.

Saya takut ketika membayangkan saya tidak dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain, saya takut jika saya tidak dapat memenuhi kewajiban saya sebagai seorang manusia sebagaimana mestinya, kepada Tuhan saya, kepada sesama makhluk Tuhan yang hidup di dunia ini.

Begitu banyak ketakutan saya di awal tahun kemarin karena begitu banyak ujian yang akan saya hadapi sebagai seorang pelajar, sebagai seorang wanita dewasa kelak, sebagai seorang anak yang memiliki kewajiban untuk membanggakan kedua orangtuanya, sebagai seorang teman yang baik dan manusia yang berguna.

Namun, sekarang, saat ini ketika saya sedang mematut diri di depan cermin dan merenung tentang hal yang telah banyak saya lalui di belakang, saya ternyata telah berada di sini, pada waktu dimana banyak hal dan kewajiban saya telah terpenuhi dengan baik. Saya lega, sungguh sangat lega dan tak pernah berhenti bersyukur kepada Tuhan saya, cengeng ya? Mungkin, tetapi tak apa jika cengeng kepada pencipta sendiri, bukan? :)

Banyak permintaan untuk memberitahu berapa nilai saya di ujian nasional kemarin, sejujurnya bagi saya cukup memuaskan, setidaknya nilai-nilai itu dapat membuat kedua orangtua saya tersenyum lebar :)

Saya adalah siswi jurusan ilmu pengetahuan sosial saat di sekolah menengah atas, maka nilai yang saya dapat dan diujikan dalam ujian nasional adalah nilai dari mata pelajaran pokok saya di bidang studi itu, berikut nilai-nilai saya :

Bahasa Indonesia : 8.40
Bahasa Inggris : 8.20
Matematika : 8.25
Ekonomi : 6.50
Sosiologi : 8.25
Geografi : 9.25

Ekonomi adalah mata pelajaran yang mendapat nilai diluar target saya karena begitu gemarnya saya dengan ekonomi, tetapi biarlah, syukur itu wajib diucapkan, Alhamdulillah saya lulus :)

Dan saat ini saya terdaftar sebagai seorang mahasiswi jurusan Bahasa Korea, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saya benar-benar bersyukur, target tahun ini banyak yang terpenuhi dengan baik (termasuk menurunkan berat badan sebanyak 8kg). Resolusi tiap tahun memang seharusnya dari dulu saya jalankan, terima kasih Tuhan :)

Saya sering menatap langit saat waktu senggang, melihat gerembulan awan dan birunya langit yang selalu menjadi kesukaan saya setiap merenung di atap rumah. Kehidupan ini masih terlalu panjang untuk merasa puas sesaat, kata orang di atas langit masih ada langit, benarkah? Mungkin.

Namun, yang saya tahu di atas langit terdapat atmosfer pelindung bumi dan setelahnya terdapat bermacam-macam benda langit yang sangat pantas untuk dikagumi.

Bagi saya, atmosfer itu bagaikan orangtua saya yang selalu melindungi saya, yang selalu mengingatkan saya untuk tetap berada di bumi ketika rasa puas membelai saya untuk menjadi tinggi hati.

Benda-benda langit itu bagaikan mimpi-mimpi saya di hari depan, begitu banyak mimpi yang indah yang tidak hanya ingin saya kagumi, tetapi ingin saya raih.

Benda langit dan indahnya awan yang berjalan beriringan akan selalu berada di sana, seperti mimpi-mimpi saya. Bedanya, jika awan dan langit itu sulit saya raih, saya tidak akan menghentikan langkah untuk meraih mimpi-mimpi saya.

Untuk merasakan bahagia, maka bermimpilah! Karena manusia butuh bermimpi untuk melanjutkan hidupnya. Keep health and stay unique all :)


By Dita Oktamaya

Wednesday, June 17, 2009

Berarti

Memeluk sinar mentari penghias cakrawala pagi
tergelitik oleh dinginnya angin yang berbisik
kaki ini berjalan, tertatih
melangkah perlahan namun pasti

Dengan mimpi dan harapan
dengan doa dan cita yang suci

tawa jenaka...
tangis haru...
serta asa yang membuka hati, berjalan beriringan
seperti angin, semua dilakukan tanpa disadari

kenakalan pada masa remaja terkenang kembali
percayalah kenangan ini takkan terganti

karena...

di atas semua peluh yang melelahkan diri
awal perjalanan ini sungguh berarti


-----

NB : Dedicated to all of my senior high school's friends, you're always on my mind!


Poem by Dita Oktamaya

Monday, June 8, 2009

Inspirasi?

Wonder Girls



Sudah lama tidak menulis blog, apa kabar? Rindu saya? :)
Well, sebenarnya banyak yang terdapat dalam pikiran saya ingin saya bagi kepada kalian, tapi saya tidak mungkin membicarakannya dalam satu waktu :)

Bagaimana jika kita membicarakan tentang inspirasi?

Apa kalian memiliki seseorang yang dijadikan inspirasi? Orang yang nantinya ingin kalian temui, berbincang-bincang, menjadikan teman diskusi yang asik? Selain Orangtua, tentunya. Jika kalian bertanya pada saya, saya punya.

Mereka adalah salah satu inspirasi saya dalam menulis, tidak banyak, hanya lima orang gadis dalam satu group vokal wanita. Wonder Girls. Mereka berasal dari Korea Selatan (saya lebih dulu menyukai negara ini dibandingkan dengan mereka sendiri).

Mereka adalah Min Sun Ye (ketua/vokal), Park Ye Eun (vokal), Kim Yu Bin (rapper/vokal), Sun Mi (vokal), An So Hee (Vokal). Mereka memiliki keunikan dan kelembutan pribadi masing-masing. Di situlah letak kekaguman saya kepada mereka.




Min Sun Ye (Leader Min/Mommy)

Saat pertama kali melihat penampilan mereka dengan lagu "Tell Me", saya sangat menyukai dia yang baru saya ketahui ternyata adalah ketua dari group vokal ini. Ketua yang sungguh bijaksana dan selalu merasa harus ada di belakang untuk memastikan bahwa para anggotanya dalam keadaan baik-baik saja. Saya sangat terinspirasi olehnya karena jika dibandingkan dengan yang lainnya (Yu Bin dan Ye Eun), Sun Ye (panggilannya) dapat dibilang berusia lebih muda, tetapi cukup dewasa dalam memimpin (panggilannya adalah mommy dan itu adalah merupakan panggilan teman-teman saya untuk saya, miripkah? ^6^). Orang yang paling disayangi dalam kehidupan sederhananya adalah sang nenek karena dukungan sang nenek itulah dia dapat meraih impiannya menjadi seorang penyanyi. Banyak cerita dan nasehat-nasehat Min Sun Ye yang menjadi inspirasi dalam hidup saya, banyak hal-hal kecil dilakukannya yang membuat saya tersentuh dan menangis. Dia tidak pernah berbicara kepada para wonderful (sebutan untuk fans mereka) secara langsung (basa-basi), tetapi dia selalu mengangkat kedua jari jempolnya dan tersenyum setiap akhir penampilan mereka di atas panggung, seolah berkata :
"Terima kasih atas dukungan kalian, You're wonderful!"




Park Ye Eun (Daddy)

Jika Min Sun Ye adalah Mommy, maka Park Ye Eun adalah Daddy dalam group vokal ini. Dia mungkin "the dirtiest" member in this group (karena sering kali ketika selesai melakukan workout menggunakan trademill, dengan peluh yang membasuh sekujur tubuhnya, dia akan selalu tertidur!), tetapi dia adalah orang yang sangat down-to-earth and smart! Dialah gadis luar biasa yang melakukan segala sesuatunya dengan biasa. She is star and always is. Tetapi jangan harap dia akan memakai make up ketika mengikuti kelas di kuliahnya, jangan harap dia akan membawa manajernya untuk senantiasa memenuhi kebutuhannya ketika mengikuti pelajaran di kampusnya, jangan harap dia meminta diantar-jemput ke kampusnya karena dia akan lebih memilih untuk naik bus bersama teman-temannya. Dia sangat menyukai makan (dan begitupun saya, mirip jugakah dengan saya? ^6^). Dialah orang yang selalu berada di tengah malam, membuka jendela pada balkon kamarnya dan menyapa para fans (fanatik) yang masih berada di luar yang menyempatkan waktu untuk menunggu (diusir? ^6^). Park Ye Eun adalah anggota yang sering sekali mengatakan : "Kalian sudah makan?" kepada fans, dan jika para fans mengatakan belum makan dia akan terlihat sangat khawatir, dan ya dialah orang yang selalu membeli roti dan air minum untuk dibagikan kepada fansnya, dan inilah yang membuat saya tersentuh (kalian tidak saling kenal, kan?)




Kim Yu Bin (Sister All the Way)

Dia adalah orang ter"coklat" di group vokal wanita ini. Orang yang tertua (21 tahun ini jika dihitung berdasarkan kelahirannya, tahun 1988). Suaranya sangat berat dan indah, saat weekend, satu-satunya orang yang pasti ditemui dalam asrama adalah dirinya. Jika anggota lainnya menghabiskan waktu bersama keluarga di luar (karena hari-hari biasa mereka akan ditempatkan dalam satu rumah, asrama, jarang bertemu keluarga karena kesibukan pekerjaan dan jadwal yang padat), maka dia akan tinggal sendirian di asrama, memandang foto keluarganya yang seluruhnya berada di luar Korea Selatan. Dia adalah orang yang mudah sekali tersentuh dengan kepolosan anak kecil, ia pun pernah mencium bibir seorang anak kecil berumur empat tahun (budaya korea selatan mungkin, saat melihat anak kecil yang lugu dan lucu, tentu saja jika kalian diperkenalkan), anak kecil itu menarikan dan menyanyikan lagu-lagu wonder girls, sungguh menggemaskan! Yu Bin adalah orang yang selalu menyebutkan "wonderful" ketika menerima suatu penghargaan. Dia juga tergolong gadis yang tomboy namun feminin (sekali lagi, saya pun juga begitu, jujur saja, mirip jugakah dia dengan saya? ^6^)




Sun Mi (4 - D Alien)

Sun Mi lebih muda dari saya, jika tahun ini saya 18 tahun (kelahiran 1991), maka dia 17 tahun (kelahiran 1992). Banyak orang selalu bertanya-tanya tentang nama panjangnya (karena biasanya, nama korea terdapat tiga kata, contohnya seperti Min Sun Ye, tetapi Sun Mi hanya dua kata). Dia adalah gadis yang paling ceria dan paling cerewet di group vokal wanita ini, suaranya yang khas akan membuat kalian menyangka bahwa dia adalah salah satu penyanyi dalam soundtrack manga (film kartun jepang). Sebutannya adalah 4-D Alien karena banyak hal yang dikatakan dan dipikirkannya hanya dia saja yang mengerti, contohnya dia akan tiba-tiba berkata :
"Lets do our best to safe the earth!" dan memperagakan seperti pahlawan-pahlawan di film fantasi (baiklah, mungkin ini memang bukan hal yang baik dilakukan, tetapi jujur, saya pun sering melakukan itu dan membuat teman-teman saya memandang saya heran kemudian tertawa). Jujur, membuat orang lain tertawa dan bahagia adalah hal yang paling saya sukai, begitupun Sun Mi (bukan bermaksud menyamakan, tetapi kali ini kalian tidak bisa mengalihkan topik lagi, mirip juga kah dia dengan saya? ^6^)




An So Hee (Baby)

Dia memiliki umur yang sama dengan Sun Mi dan otomatis dia lebih muda dari saya. Namanya An So Hee, tetapi banyak orang menulisnya dengan Ahn Soo Hee. Jika dilihat dari hangul (huruf korea) dapat dituliskan An So Hee, begitulah. So Hee adalah anggota yang paling muda (berbeda satu bulan saja dengan Sun Mi, tetapi di korea selatan perbedaan umur harus selalu dijunjung tinggi berapa pun perbedaannya, bahkan satu detik! Bukan kembar, pastinya). Dia terlihat sangat jutek ketika memandang sekeliling karena matanya yang paling sipit dan pipinya yang gembul di antara para anggota lainnya dan tidak ada kata-kata yang dikeluarkannya begitu saja. Baru saya tahu ternyata baru-baru ini orangtuanya bercerai, tetapi dia tidak pernah menunjukkan kesedihannya ketika sedang bekerja (tampil di televisi atau acara off air lainnya, cukup professional). So Hee adalah orang yang jarang sekali berbicara, jika tampil di televisi (selain sedang interview, tentunya). Dia akan selalu terlihat malu-malu dan kebingungan, dia akan selalu berada di samping Sun Ye jika itu terjadi, menjadi satu dalam sebuah group vokal wanita menjadikan mereka saling melengkapi seperti saudara satu sama lainnya. So Hee adalah gadis kecil yang mandiri, pernah suatu ketika saat sedang mengambil adegan mengendarai motor dalam sebuah film, So Hee terjatuh dari motor. Dia tidak menangis dan tidak terlihat ketakutan ketika peristiwa itu terjadi, padahal luka yang diderita cukup parah. Dia tidak mengatakan apa-apa, melainkan pergi ke toilet dan membersihkan luka itu sendirian. So Hee merupakan orang yang introvert (jarang terbuka kepada banyak orang), dia sering terlihat tertawa dan senang di luar penampilannya, tetapi jarang ada yang tahu isi hatinya yang sebenarnya (bukan munafik). Dan sekali lagi, jika memikirkan hal-hal yang telah saya lalui pada masa lalu kemarin, kepribadian So Hee cukup banyak menggambarkan saya. Bukan ingin menyamakan lagi, tetapi itulah manusia, bukan?

Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari para anggota Wonder Girls (WG) itu. Cukup membuat saya berpikir bahwa saya telah menemukan lima orang yang kepribadiannya berkumpul menjadi satu dan jadilah saya saat ini. Mereka sungguh menginspirasikan saya dengan berbagai macam hal. Ingin sekali suatu saat saya mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan mereka, sekedar bertukar pengalaman lucu ataupun pahit, menghabiskan waktu bersama, mengambil foto bersama, mengerjakan suatu proyek bersama.

Kedengarannya sangat bermimpi ya? Begitulah. Mimpi ini terus saya simpan hingga nanti saya bertemu mereka, hingga nanti mereka tidak memiliki tenaga untuk mendengar mimpi-mimpi saya lagi dan pada akhirnya mewujudkannya menjadi nyata. Mereka adalah salah satu inspirasi saya dalam menjalani hidup. Mereka memang "siapa-siapa" sehingga saya mengidolakan mereka dan menjadikan mereka inspirasi saya. Norak sekali rasanya, bukan? Tetapi itulah yang menjadi motivasi saya untuk terus berkarya dan menjadi "siapa-siapa" seperti mereka, hingga mungkin suatu saat posisi kami berbalik dan mereka akan berkata, kami banyak belajar dari Dita Oktamaya.


Inilah mereka menggunakan pakaian tradisional korea selatan (hanbok) :



Mereka dalam suatu video clip mereka, good job girls:




Dan Ini salah satu lagu favorite saya dari mereka, Park Ye Eun (Daddy) has compossed this song :




NB : Dedicated to Wonder Girls, thanks for everything which you all never gave to me face-to-face. You all wonderful, you know? So, keep it up, because there are so many people love, adore, and want to meet you, just like me. Good job girls, i'm not your fan, ok? I'm your "friend". I'll always be with you like friend do :)



By Dita Oktamaya

Tuesday, June 2, 2009

Jalan Untukku

Aku terpaku, terdiam memikirkan begitu banyak hal indah yang akan kuhadapi di masa depan nanti. Terpenjara dalam ribuan tanya tentang kehidupan yang ku alami. Kemudian aku menatap lurus ke depan, terbayang seolah-olah Allah berada di hadapanku dan berkata :

"Ini jalan yang Aku pilihkan untukmu, naikkan derajatmu setinggi langit yg Kuciptakan, sejauh matamu memandang, sesederhana dirimu di hadapanKu. Karena Aku tahu sesungguhnya kau akan kembali padaKu seperti apapun bentukmu."

Muliakan ciptaanMu ini Ya Allah. Amin



By Dita Oktamaya

Saturday, May 30, 2009

Simple Compliment for My Dear Friend, Tuti


me and her long time ago


Seorang teman meminta saya untuk membuat sebuah account di suatu situs pertemanan yang sangat terkenal, sedikit pusing karena begitu banyak situs pertemanan yang saya ikuti, tetapi tidak mengurusnya dengan keseluruhan.

Beberapa bulan yang lalu saat sedang menghabiskan masa liburan dengan menonton film bersama di bioskop, teman saya yang meminta saya untuk membuat account di situs pertemanan itu mengatakan bahwa dia dapat memainkan lagu dengan piano, lagu yang menjadi favorit saya dan menjadikan saya penikmat musik classic sejati (berlebihan memang), Canon. Saya memintanya untuk bermain di depan wajah saya, tetapi kemudian dia malah mengundang saya ke rumahnya. Saya bersemangat mendengar undangannya, tetapi tidak berjanji untuk melakukannya dan sampai saat ini saya belum memiiki kesempatan untuk berkunjung ke rumahnya yang dapat dikatakan cukup jauh dari tempat tinggal saya. Maaf ya :(

Kemudian beberapa hari yang lalu, dia mengatakan bahwa dia merekam saat di mana dia bermain piano dalam sebuah video pendek. Dan mengatakan bahwa dia meng-upload video itu di situs pertemanan yang kami buat beberapa bulan sebelumnya. Awalnya, ketika saya membuat account di situs pertemanan itu, saya tidak tahu untuk apa dan berniat untuk menghapus account itu, tetapi ketika dia mengatakan bahwa dia meng-upload video itu, saya menjadi tahu tujuan saya membuat account itu, untuk dia.

Saya mencoba membuka account di situs pertemanan itu (sudah cukup lama tidak terurus) dan mencoba membuka video-nya :

Canon (lagu classic favorit saya) :



canon in C major




dan ini adalah lagu yang menjadi salah satu lagu favorit saya dalam K-POP atau korea pop, lagu ini menggambarkan pertemanan antara kami dan kami berdua menyukainya


proud




Dia membuat saya menangis saat menonton video itu, rasanya ingin memeluknya karena sudah cukup lama kami tidak bertemu, terima kasih atas permainanmu, Ti. That was great job, my talented girl!


NB : Suatu hari nanti kita manggung di Seoul ya, Ti. Gue akan bernyanyi dengan bagus dan lo kan memainkan piano dengan indah, nothing is impossible, right? :)


by Dita Oktamaya

Monday, May 25, 2009

I Love You, Daddy!


Thanks God i have them!


Kalian lagi apa?


Pesan singkat itu masuk ke ponselku, rasanya baru saja kami menginjakkan kaki di tanah kota pelajar itu, tapi papa masih dengan ribuan perhatiannya tak henti memantau kegiatan kami.

Sendiri, itu yang dilakukan papa lima hari terakhir ini. Tanpa kami, anaknya. Tanpa mama, istrinya. Ribuan sapaan hangat dan deringan kecil dikirimnya untuk tetap berhubungan dengan kami meskipun melalui telepon seluler. Berlebihan? Kurasa begitu.


Lima hari itu kami memang pergi ke Yogyakarta, berniat untuk menemukan tempat tinggal baru untukku karena dua bulan lagi aku harus tingal di sana dan papa tidak ikut karena alasan pekerjaan yang membuat pusing. Akhirnya, kemarin malam kami tiba kembali ke Jakarta. Papa menjemput kami di bandara, seperti biasa. Dengan guyonan yang renyah dia menyambut kami, tidak terlihat dia kesepian, kurasa.

Makan malam pun terasa hangat, seperti biasa. Keluarga ini memang benar-benar menyenangkan. Papa banyak bercerita tentang hari-harinya tanpa kami, sendiri merana. Mencari makan seperti kembali menjadi bujangan.

"Sepi nggak ada kalian di sini." kami kompak tertawa.

"Diledekin tetangga ya, dipaksa kembali jadi bujangan?" mama menggodanya sambil tersenyum. Papa tertawa.

Tidak banyak waktu yang kami habiskan untuk berbicara panjang lebar karena kesibukan masing-masing anggota keluarga. Tetapi terkadang, jika papa mulai letih dan muak dengan kejadian-kejadian di luar sana yang mulai terkesan tanpa moral, papa menyuruh kami berkumpul. Bertukar pikiran, menanyakan pendapatku, kakak, dan mama. Kemudian dengan bijaksananya ia mulai berbicara mengenai kejadian-kejadian yang seharusnya ditangani dengan kembali dengan ayat-ayat suci Al Quran, kitab suci agama kami, islam.

Kemudian, kami berbincang tentang masa depan, tentang rencana kedepan, tentang khayalan-khayalan papa dan mama sejak dulu mengenai dua gadis kesayangannya yang masih dipertanyakan kelak menjadi apa. Tentang mimpi-mimpi mereka di hari tua yang semuanya masih dalam kerangka yang belum siap untuk dijadikan cerita.

"Jangan terlalu banyak bermimpi."

itulah yang sering dikatakan oleh kakakku setiap pertemuan keluarga kecil bahagia ini. Papa sering tertawa jika mendengar tegurannya, kakakku adalah orang yang paling realistis di keluarga kami, bukan takut bermimpi, dia hanya orang yang paling pertama sadar saat mimpi itu membuai kami dengan indahnya.

"Mimpi itu keinginan dalam rencana dan rencana yang diutarakan adalah doa."

itulah kata-kata papa setiap kali kakakku menengurnya, kami semua tersenyum.

"Tapi jangan tinggi-tinggi." jawab kakakku. Aku yang biasanya menjawab perkataannya.

"Kita mimpi untuk hidup, untuk tahu target apa yang selanjutnya ingin kita raih. Tidak apa-apa jika tinggi-tinggi, meskipun mungkin nanti jatuh, setidaknya kita pernah merasakan berada di atas. Siapa tahu, ketika kita jatuh dari atas, masih ada batang pohon dan kita tersangkut dalam mimpi yang lebih menyenangkan lagi." Aku mencolek lengannya. Dia tersenyum.

"Mimpilah untuk tetap hidup, bukan hidup untuk bermimpi." bisikku. Dia mencium pipiku gemas, mendengar perkataan yang sudah menjadi hak patenku.

Sering papa dan mama hanya tertawa mengamati kelakukan kami yang seperti itu. Dua gadis kesayangannya yang beranjak dewasa. Bertukar pikiran dengan caranya sendiri.

Papa membuka tas bawaan kami, tempat oleh-0leh yang akan diberikan untuknya sepulang kami dari Yogyakarta.

"Celananya kebesaran nih!" keluhnya. Kami kompak tertawa.

"Sendalnya kekecilan!" keluhnya menirukan anak kecil. Kami tertawa lagi.

"Udah kurusan ya? Kakinya juga lebih besar, udah tumbuh besar si papa." mama menggodanya. Papa tertawa.

Kemudian papa duduk di antara kami.

"Benar-benar sepi nggak ada kalian." ulang papa sekali lagi. "Padahal waktu ada kalian di rumah, kita nggak ngapa-ngapain juga." kami tertawa kembali. sungguh menyenangkan.

Papa kembali membicarakan tentang rencana-rencananya untuk menghadapi kepergianku ke Yogyakarta dua bulan lagi. Masih dengan guyonan yang khas darinya, kekonyolan dan kedewasaan atas kebijaksanaan papa dapat begitu sempurna di mataku.

Selesai mengutarakan rencana-rencananya, papa terdiam, kami semua terdiam.

"Yang penting, setelah dede lulus kuliah, kakak lulus kuliah, nanti. Dan kalian kerja. Kita harus berkumpul, nggak ada paksaan untuk kumpul meskipun itu harus, tapi papa tahu, hati kalian pasti akan kembali ke rumah di mana papa dan mama berada. Karena itulah keluarga. Dan itulah yang papa pikirkan selama sendirian di dalam rumah. Meskipun banyak makanan, ada kendaraan, dan uang. Selalu ada yang kurang saat papa sendiri di sini, kalian."


-----


NB : Dedicated to beloved Papa, i'll be back home. Semua perhatian yang setiap saat papa berikan, tidak lagi terasa berlebihan :)


By Dita Oktamaya

Tuesday, May 19, 2009

My 2nd Award



Rules:
1. Put the logo in one of your posts
2. Put the link of the blog who has given you this award
3. Give this award to those 10 people who are friendly and inspiring, put their blogs’ links as well
4. Tell them you’ve given this award by leaving a message on their blogs

~this award given by : http://cantstopsmiling.wordpress.com/

~this award also dedcated to :
http://siyudis.com/
http://sweetsourpeach.blogspot.com/
http://penacurly.blogspot.com/
http://audreysubrata.blogspot.com/
http://iyagihaja.blogspot.com/
http://reevosaulus.blogspot.com/
http://kakve-santi.blogspot.com/
http://chochofloat.blogspot.com/
http://siusep.blogspot.com/
http://ndoksukamikir.blogspot.com/

-----

NB : Maaf jika saya tidak menulis link dalam bentuk nama dari pemilik blog tersebut, saya masih berusaha untuk mencari tahu caranya :)
CONGRATS GUYS!!^6^


By Dita Oktamaya

Sunday, May 17, 2009

Kamu Tahu?

Kamu tahu?
Aku bukanlah diriku,
saat kamu tak di sisi
saat ribuan peluh berlalu tanpa kita bagi
saat melewati hari tanpa persahabatan yang berarti

Kamu tahu?
Aku jatuh ketika berjuta luka itu menusuk hati
luka dengan irama sakit yang tak terobati
luka dari kecewa yang menghempaskan hati
luka yang diiringi senyum palsu dari persahabatan tanpa hati

Aku menyayangimu,
meski tanpa terucapkan, namun dalam hati
kita bersama melewati hari
dan sungguh menyenangkan memilikimu di sini
menggapai mimpi yang jauh menanti

Kamu tahu?
dengan berjuta kenangan yang telah kita bagi
hati ini tersenyum mengamini
kamu sangat berarti


----


NB : Dedicated to My Sister's Bestfriend, Ajeng. Girl who always tell how cute she is. This poem is pointing for her birthday gift as my sister's feel for her. Hope you have great birthday as usual, be a strong woman and growing up wisely.


02-05-09
With Love, Dita Oktamaya




Poem by Dita Oktamaya

Saturday, May 16, 2009

Happy Birthday!

Happy birthday to Charity Anggraeni, my Junior High School's classmate since grade IX.
Hope you have great birthday and the best things in life.


Jakarta,
14-05-09
With love, Dita Oktamaya



By Dita Oktamaya

Wednesday, May 13, 2009

Lakukan Apa Yang Ingin Kamu Lakukan!


me and her


Udah ketemu apa yang lo mau?


Saya mengirim SMS kepada salah satu teman dekat saya di sekolah menengah atas, kami mulai dekat di akhir semester genap ini. Di semester yang nantinya menentukan lulus tidaknya kami, semester yang kelak memisahkan kami dan meninggalkan kami bersama dengan berbagai kesedihan akan kenangan yang setiap harinya terukir jelas di benak kami.

Belum

Dia membalas SMS saya, saya tersenyum, teringat kejadian tadi siang di kantin sekolah.

"Lo ikut Ujian Masuk Bersama (UMB)?" tanya saya padanya yang sedang asik menggoda teman saya yang lain yang sedang asik dengan makanannya. Dia menggeleng.

"Gue mau Universitas Indonesia (UI)! Tapi kemungkinan itu kecil!" dia berkata manja. Saya tertawa.

"Kemungkinan itu tidak terbatas. Pasti bisa!" Saya memberi semangat. Dia menggeleng dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ciri khas yang selalu dilakukannya saat ia sedang pusing dengan sesuatu.

"Gue mau apa ya?" dia bertanya dengan nada serius pada saya. Saya tertawa dan membelai lembut kepalanya.

"Masa nanya gue? Emang lo nggak tau apa yang lo mau?" tanya saya. Dia menggeleng.

"Gue mau Hubungan Internasional (HI), bahasa jerman, gue mau UI!" dia menjerit manja. untungnya suasana kantin sedang ramai, jadi tidak ada orang yang menyadari suaranya yang mungkin dapat membakar gendang telinga manusia.

"Ssst!" bisik saya. Dia tertawa.

"Akan aneh rasanya kalo gue nggak nurutin kata nyokap, tapi gue mau UI dan itu sulit!" Dia berkata serius. "Sedangkan nyokap kasih pilihan swasta yang statusnya buruk di pandangan orang-orang jakarta, kampus yang juga buat gue yakin nggak akan nyaman berada di sana!" Dia terlihat makin lesu. Saya merangkulnya.

"Ikut ke Yogyakarta aja, yuk! Sama gue!" ajak saya. Dia tertawa.

"Gue mau UI dan Depok lebih deket daripada Yogyakarta, Yogyakarta jauh!" Dia berseru kencang. Saya tertawa lagi.

"Dasar lo! Bisa aja ngelesnya!" Saya mengacak-acak rambutnya.

"Kalo pilihannya swasta, gue belom ketemu apa yang gue mau. Gue bingung. Kalo ada orang yang nanya kemana gue nerusin kuliah setelah lulus SMA nanti, gue kesel sama pertanyaan itu! Jenuh! Pertanyaannya sama terus!" Dia menghela napas dalam, "Sekarang yang penting kata nyokap gue dulu, biar kuliah gue nyaman dan nyokap seneng." Dia menatap saya dalam-dalam. Saya mengangguk kemudian merangkulnya lebih dekat.

"Gue doain. Buktiin sama nyokap lo kalo lo bisa. Lakukan apa yang lo mau, yang lo suka, bukan nyokap lo suka! Karena bagaimanapun yang menjalani kuliah nantinya kan lo, bukan nyokap lo. Tugas lo sekarang adalah ngebuktiin hal apa aja yang lo mau. Yang bener-bener ada pada lo, yang jadi bakat lo! Dan yang akan lo lakuin di masa depan nanti. Kita sama-sama sukses ya!" Saya mengusap punggungnya.

Dia menghela napas, "Hah... pusing!"

Saya tersenyum mengingat percakapan itu dan dengan segera membalas SMSnya.

Inget kata gue? Lakukan apa yang ingin lo lakukan!

Dia tidak membalas

Jika dipikir ke belakang, kami bukanlah teman yang begitu akrab. Dia galak, sungguh. Di kelas pun ia terpilih sebagai siswi tergalak, tapi saya tidak takut entah mengapa. Mungkin karena saya merasa bahwa semua orang memiliki dinding pertahanan tersendiri untuk waspada ataupun melindungi dirinya dari gangguan macam apapun yang mengancam. Dan menjadi galak adalah pertahanan yang dimiliki olehnya.

Dari kegemaran pun kami berbeda.

Bagi saya mencari waktu yang tepat untuk kabur dari kelas seni rupa adalah hal yang sangat diinginkan. Menggambar perspektif, berimajinasi dengan tema pedesaan atau pemandangan, dan mewarnai karya dengan warna transparan cat air (yang sebenarnya murid taman kanak-kanak dapat melakukannya dengan mudah, atau lebih bagus?), cukup membuat saya kewalahan, tidak berkutik.

Tapi dia, dia adalah orang yang paling saya kagumi dalam bidang menggambar, dia sungguh-sungguh mencenangkan saya dengan hasil karyanya yang menarik lidah saya untuk berdecak kagum, dan karena itulah saya sering memanggilnya, seonsaengnim, guru dalam bahasa korea. Karena dia dengan senang hati mengajari saya menggambar (meskipun sulit untuk bertahan sebagai guru seni rupa untuk murid yang aneh seperti saya ini).

Dia cuek tapi peduli. Dia adalah kakak bagi saya. Dan kesalnya saya, saya menyadari itu di saat terakhir di sekolah, saat saya dan dia berada di kelas 3 yang berarti kami akan berpisah dengan kegiatan sekolah. Buruknya, jika tidak benar-benar direncanakan, itu membuat kemungkinan kami tidak akan bertemu lagi makin besar. Saya sedih menyadari hal itu, mengingat saya akan meninggalkan Jakarta dalam waktu yang dapat dibilang cukup lama dan mungkin setelahnya saya meninggalkan Indonesia. Demi cita-cita, pastinya. Demi hal yang ingin saya lakukan sejak dulu.

Saya menyayanginya sebagai kakak saya, bila dilihat dari umur, dia memang cukup jauh lebih tua dari saya. Mungkin itulah sebabnya saya terkadang merasa dimanja ketika sedang membuat percakapan tidak jelas dengannya, ya itulah yang sering kami lakukan. Menghabiskan waktu dengan membahas hal-hal yang sebenarnya tidak penting untuk dibahas :)

Saya mengganti wallpaper ponsel saya dengan foto kami berdua ketika tiba-tiba SMSnya masuk ke ponsel saya

Matahari boleh hilang berganti bulan, tapi kamu tak boleh hilang! Karena tidak ada orang lain yang dapat menggantikanmu.

Saya tersenyum. Dia teman dekat saya entah mulai kapan dan dari mana kedekatan itu bermula, yang jelas sampai kapanpun saya tidak ingin kehilangan teman seperti dia.


-----


NB : Dedicated to my lovely friend who still confuse with her future, Avista. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, Dear. Pasti bisa karena kemungkinan itu tidak terbatas, buktikan apa yang sebenarnya dapat kamu lakukan. Kita akan jarang bertemu untuk 4 tahun kedepan. Kamu tidak perlu mengingatku dengan berlebihan, ingatlah bahwa aku akan terus berdoa dan menyayangimu, itu saja :)



By Dita Oktamaya

New Life is Begin!

Dear all beloved people in my life,
Thanks for all of your wishes. I accepted in one of best university in Indonesia, Gadjah Mada University, Majoring in Korean Literature, the major which i dreamt of. I know this is not the end of my fight, but it is the beginning.
Thanks for my God who always leading me, my family who always stay by my side in every second i breath, my friends in Jakarta whom i'll leave for soon, this city have so much great things (the polution is not including!), and of course thanks to you all who always supporting me! I really appreciate your wishes for me. Hope you are always in Health condition. Keep in touch and Stay unique!




25-04-09
With love, Dita Oktamaya


By Dita Oktamaya


Wednesday, May 6, 2009

Satu demi Satu...

Hari ini hujan datang,
membasahi kilometer lalu lintas
Membasuh atap rumah yang kering,
meski lekang dari sinar gama

Satu demi satu...

Aku menghitung hari
Jakarta masih seperti biasanya, gempita
dengan berbagai rangkaian cerita, kota yang tak pernah tidur

Satu demi satu...

Aku menatap sosok setia pengisi kehampaan
mereka masih seperti yang dulu, menyenangkan
dengan berbagai suka duka, sahabat yang tak pernah tidur

Aku menghitung detik demi detik
tanpa ingin mengatakan selamat tinggal atas kenangan
tanpa niat untuk menyiratkan kepedihan akan perpisahan

Aku menghitung detik yang berlalu untuk kusimpan kembali
detik yang setiap harinya terlepas tanpa jejak
detik yang nantinya dapat dibagi sebagai cerita usang tak terlupakan
detik yang berguna sebagai pengingat jika lupa
detik yang begitu berharga yang menyatukan setiap keunikan yang terjalin tanpa sia-sia
detik yang membiarkanmu menjadi apa adanya
yang disetiap bunyinya terdengar nama kita, persahabatan


-----


NB : Dedicated to all my closest friends in Jakarta whom i'll leave for soon from this city, thanks for the greatest friendship that we belong together :)



poem by Dita Oktamaya

Sunday, May 3, 2009

Reflection!?



Sudah lama tidak bertemu, kemarin seorang teman menyapa saya lewat ruang obrolan online. Mengatakan dia butuh untuk dihibur (miripkah saya dengan badut atau pelawak? =p ). Dia sepertinya sedang merasa berada di titik jenuh kehidupannya, entahlah mungkin itu hanya perkiran saya karena tiba-tiba dia berkata bahwa dunia ini datar dan merasa bahwa segala sesuatu yang ada dalam hidupnya, palsu!

Saya berpikir, bukan merasakan hal yang sama olehnya. Tapi berusaha menemukan cara untuk mengembalikan posisinya agar setidaknya berada pada titik stabil. Filosofi aneh banyak saya katakan padanya, hampir frustasi karena merasa itu semua tidak mempan. Dalam keputusasaan saya untuk mengembalikan kestabilan pikirannya, dia pun meminta saya untuk bercerita.

"Cerita sesuatu dong, Dit!"

Saya berpikir, "Apa ya? Gue lagi bingung."

"Bingung apa? Nyari kosan di Yogya?"

"Bukan." jawab saya, "tapi karena ada temen gue yang merasa segala sesuatunya, palsu."

"Sialan lo!"

Kami tertawa

"Hidup nggak selamanya sedatar itu, Rik." saya mulai berfilosofi kembali, "Balik lagi ke diri lo, kayak lagunya christina aguilera itu loh, reflection. Cari tahu apa yang ada dalam diri lo, jangan pura-pura, cari apa yang lo suka, lo mau, dan cari cara untuk ngedapetinnya tanpa buat orang lain terluka."

"Gitu ya?" Dia berpikir, entah apa yang dipikirkan manusia unik itu, "gue pengen bahagia, Dit. Itu aja. Tapi dengan semua sandiwara aneh ini, sekarang rasanya semuanya palsu."

"Bukannya hidup itu memang sandiwara ya?" tanya saya.

"...."

"Lo pengen bahagia?" tanya saya lagi.

"Iya, Dit."

"Inget Allah." jawab saya, ia mengeluarkan sebentuk gambar yang sedang melengkungkan sebuah garis, tersenyum.

"Pasti, Dit. InsyaAllah."

"Lo tau? Gue pernah merasa dalam posisi lo, dan tebak apa yang gue lakukan?"

"...."

"Gue menatap ke atas, ngelihat langit. Saat lo ngelihat langit dengan berbagai bentuk awan, itu cerminan dari kehidupan lo, kehidupan itu luas seperti langit dan awan adalah wujud dari cerita di dalam kehidupan kita, bermacam-macam bentuknya merupakan hal yang bisa kita pelajarin. Tapi ketika kita lihat tidak ada awan di langit, di saat itulah kita merasa bahwa hidup ini begitu datar, saat itu kita sedang jenuh dengan aktivitas kita yang sama setiap harinya."

"Jenuh ya?" tanyanya.

Kami berdua terdiam

"Ini nggak akan berlangsung lama kok, Rik." saya menenangkan "Lihat hari yang sama dalam sudut pandang yang berbeda, temuin hal-hal apa aja yang bisa lo pelajarin, yang bisa lo sukain, be creative, try something new! Nanti lo akan tau, kalo sebenernya hidup ini nggak selamanya datar, percuma kan ada teori kalo bumi ini bulat? hahaha."

"Hoo... makasih ya, Dit."

"Anytime, dear. Pasti lo juga kangen dengan kemanisan gue kan?"

"Hahaha. Lo buat gue jadi gila, Dit."

"Karena kemanisan gue? Gue nggak nyangka segitu manisnya gue sampe buat lo tergila-gila."

"Hahahahaha."

*Retorika has signed off*

Saya tersenyum. Hampir saja saya merasa bahwa hari itu adalah hari yang datar, yang selalu sama setiap akhir pekannya, tapi itu tidak terjadi karena tiba-tiba dia menyapa dengan sejuta penat yang ingin dibaginya dengan saya.


-----


NB : Dedicated to Retorika, lihat hidup dari berbagai sisi ya, Darling. Good luck for you. Share with me anytime you want, that's what friends are for, isn't it? :)


---pic : koleksi pribadi


by Dita Oktamaya