Thursday, May 24, 2012

Saya Rasa Saya Mulai Menjadi Gila

Biasanya kamu adalah orang yang meminta bantuan saya untuk menghafal nama obat-obatan yang sedang kamu pelajari. Tidak. Saya tidak kangen saat-saat kamu minta bantuan menghafal obat-obatan karena nama obat-obatan itu terlalu sulit bahkan untuk saya eja.

Yang saya kangen adalah kamu yang dengan santainya berjalan di depan televisi yang sedang saya tonton dan dengan sengaja menutupinya dengan badanmu yang mungil saat saya sedang menonton film kartun kesukaan saya di rumah. Yang saya kangen adalah kamu yang selalu dengan enaknya mencuil makanan yang sedang saya makan yang katamu cuma icip, tetapi akhirnya malah kamu yang lebih banyak memakannya.

Yang saya kangen adalah saat kamu dengan seenaknya mengutak-atik ponsel saya dan memenuhi memorinya dengan foto-fotomu yang jika saya bermaksud menghapusnya bola matamu bisa lebih besar dari ukuran aslinya.

Yang saya kangen adalah ucapan "Eh, ndut udah bangun" yang kamu sampaikan ketika melihat rambut saya yang berantakan karena baru saja terjaga dari tidur siang. Yang saya kangen adalah kamu yang selalu minta dimatikan ac nya ketika tidur, tetapi kemudian minta dinyalakan lagi karena kamu kepanasan. Yang saya kangen adalah kamu yang selalu minta ditemani menonton televisi di lantai atas rumah kita, tetapi pada akhirnya malah kamu yang ditonton televisi karena pasti kamu tertidur karena angin di lantai atas terlalu sejuk untukmu.

Biasanya kamu adalah orang yang selalu mencubit pipi saya, mengusap pelan bahu saya ketika saya berkata tidak sanggup dengan hal yang sedang saya kerjakan. Sekarang saya berada di titik jenuh saya dalam perkuliahan, saya sudah hampir berada di penghujung semester yang tandanya jadwal saya semakin padat karena ujian akhir sebentar lagi datang.

Jujur, saya butuh kamu, butuh untuk kamu semangati, kamu peluk dan kamu sanjung dengan mengatakan bahwa saya pasti bisa melakukannya karena saya anak yang rajin, meskipun saya tahu itu tidak benar. Saya butuh untuk kamu ajak pergi bersenang-senang menumpahkan kebosanan karena yang saya lihat di rumah hanya perabotan tak bernyawa karena mama dan papa sibuk bekerja.

Saya butuh melihatmu ketika kamu menunjuk ke dirimu sendiri saat saya sedang menanyakan arti seorang sahabat itu seperti apa. Saya butuh melihatmu melihat saya.

Kak, dede kangen kakak.


By Dita Oktamaya

No comments: