Monday, May 14, 2012

Surat Untuk Separuh Hidup

Dear my Dearest,

Kalian apa kabar?

Apa kalian masih suka menonton televisi sambil makan kacang? Apa kalian masih suka mencari makan di luar bersama setiap sabtu malam? Apa kalian masih suka sarapan nasi uduk setiap minggu pagi? Apa kalian masih suka berbelanja cemilan tradisional di pasar pagi? Apa kalian masih suka membeli es krim dan menaruhnya di lemari es sampai es krim itu benar-benar membeku dan kalian lupa memakan es krim itu sampai saya pulang?

Saya di sini sendiri, masih meraba masa depan saya yang masih terlihat gelap. Saya belum bisa buat bangga kalian ya? Maafkan saya. Seandainya saya bisa lebih dari ini.

Saya kesepian tanpa kalian di sini, rasanya saya ingin menangis ketika kewajiban yang harus saya lakukan semakin hari semakin banyak, tetapi kalian tidak berada di samping saya untuk sekedar menepuk bahu saya agar saya berdiri lebih tegak. Saya jenuh dengan kehidupan saya yang berjalan sama persis tanpa mendengar suara tawa kalian.

Kalian pernah bilang jangan pernah menyesal atas hal yang telah saya pilih untuk berada 512 km jauh dari kalian. Saya berusaha untuk itu. Tidak, saya tidak pernah menyesal karena saya tahu pasti ada alasan yang tepat mengapa saya ditempatkan di sini oleh Tuhan. Saya tidak menyesal.

Satu-satunya hal yang tidak bisa saya tahan adalah ketika saya benar-benar ingin bertemu kalian, tetapi saya tidak berdaya untuk melakukannya karena jarak yang terbentang begitu nyata di hadapan saya, hingga saya tersadar bahwa saya hanya berada di sebuah kamar kotak, sendirian, tanpa kalian yang biasanya lalu lalang mengganggu kesendirian saya menonton televisi di rumah.

Kalian bilang saya tidak pernah banyak bercerita. Kalian bilang saya ini anak keras kepala yang tidak mau mengatakan keinginannya karena lebih suka menyimpannya dalam hati. Kalian bilang saya ini anak yang sudah dewasa dan bisa kalian lepas sejauh 512 km.

Kalian tahu? Saya tidak setegar itu.

Saya selalu butuh kalian, selalu butuh kalian peluk, kalian jadikan senda gurau karena masih kecil. Saya selalu butuh mendengar tawa kalian di sekitar saya. Saya selalu butuh kalian sanjung, kalian bagi cerita tentang hal lucu, tentang kehidupan, tentang kitab suci yang sama-sama kita percayai, tentang banyak hal yang membuat saya selalu merasa nyaman setiap kali berada di dekat kalian.

Kalian adalah hal yang paling saya suka di dunia ini, tawa kalian, cerita kalian, perhatian kalian, keteduhan kalian, bahkan omelan kalian yang selalu masuk telinga kanan keluar telinga kiri adalah hal yang paling saya suka di dunia ini. Saya beruntung memiliki kalian, beruntung sekali.

Kalian selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk saya tanpa menuntut saya untuk menjadi yang terbaik untuk kalian. Kalian selalu berusaha meluangkan waktu untuk saya tanpa menuntut saya untuk meluangkan waktu untuk kalian. Kalian selalu membuat saya merasa nyaman bahkan ketika kalian tidak mengatakan sepatah kata pun di samping saya.

Kalian bilang saya adalah anak yang tegar, anak yang memiliki prinsip untuk menyudahi tanpa menyesal atas pilihan yang dipilih. Kalian bilang saya adalah anak yang tegas yang bisa mengambil keputusan dengan bijaksana. Kalian bilang nantinya saya akan menjadi pemimpin yang baik dalam melakukan beberapa hal.

Kalian tahu? Saya tidak secemerlang itu.

Tanpa kalian saya tidak bisa berdiri lebih tegak, saya hanya anak kecil yang penuh ketakutan menghadapi dunia yang masih abu-abu. Tanpa kalian saya hanya pendaki gunung yang hanya bermodal sepatu gunung dan jaket tebal tanpa kompas dan peta. Tanpa kalian saya hanya tubuh kekurangan vitamin. Tanpa kalian saya hanya motor kehabisan bensin. Tanpa kalian saya hanya angin lewat yang hanya berputar di sekitar orang tanpa disadari keberadaannya. Tanpa kalian saya ini hanya setengah lingkaran.

Saya tidak secemerlang yang kalian pikirkan. Saya adalah anak penuh gengsi yang tidak berani mengatakan rindu dan sayang kepada kalian.

Saya selalu butuh kalian. Saya mohon jaga kesehatan dan atur pola makan kalian dengan baik. Saya di sini berusaha untuk bertahan, untuk berusaha hidup dengan baik demi kalian. Jadi tolong tetaplah berada dalam keadaan baik-baik saja, tetaplah ingat saya dalam doa kalian, tetaplah menunggu saya pulang.

Saya tidak akan lama lagi akan kembali berkumpul dengan kalian, saya akan berusaha dengan sangat baik demi kalian. Percayalah, saya akan mengakhiri semua yang telah saya pilih dengan baik, jangan khawatir karena selama kalian baik-baik saja, saya juga akan baik-baik saja.


PS : Apakah kalian rindu saya? Karena saat ini saya sangat merindukan kalian hingga rasanya saya ingin menangis sekeras yang saya bisa.


With love,

Dita

No comments: