Hari ini saya menghabiskan waktu dengan seorang teman yang saya kenal dari teman lain. Seorang teman perempuan, teman perempuan yang enerjik yang tingkat ketidakpeduliannya lebih parah dari saya. Cueknya di atas rata-rata orang biasa, tetapi tetap semenyenangkan orang yang paling menyenangkan di dunia. Namanya Mutia atau saya lebih sering memanggilnya Mumut.
Dia adalah seorang gadis yang selalu kesulitan melafalkan huruf R. Mendengarnya bercerita dengan aksen sundanya yang khas dan ketidaksanggupannya melafalkan huruf R adalah sesuatu yang selalu menarik perhatian saya. Unik. Dan itulah saya, saya selalu menyukai aksen setiap teman saya yang berasal dari daerah mana pun. Saya suka cara mereka bercerita yang selalu terdengar unik di telinga saya. Bukankah semua orang memiliki keunikan masing-masing?
Satu hal juga yang tidak bisa saya lupakan dari Mumut adalah ketidaksanggupannya melafalkan kata subtitusi. Ya, baginya kata itu terlalu sulit dilafalkan, hingga ia pun melafalkannya menjadi substistusti. Saya tergelitik mendengarnya yang kewalahan melafalkan kata itu, hingga hasrat saya untuk menggodanya pun semakin tinggi. Namun, melihat tatapannya yang seolah berkata 'Aku beneran enggak bisa melafalkan itu' membuat saya akhirnya memutuskan untuk mengajarinya.
Saya : "Yoo, Mut. Subtitusi. Coba bilang."
Mumut : "Substistusti."
Saya : "Subtitusi, Mut. Bukan substistusti."
Mumut : "Enggak bisa, Dit. Enggak bisa."
Saya : "Coba ya, Sub..."
Mumut : "Sub..."
Saya : "Ti..."
Mumut : "Ti..."
Saya : "Tu..."
Mumut : "Tu..."
Saya : "Si..."
Mumut : "Si..."
Saya : "Subtitusi."
Mumut : "Substistusti."
Saya : "Arrgggghhhh!"
Dan akhirnya saya pun menyerah. Dia memang benar-benar tidak bisa melafalkan kata itu -..-
by Dita Oktamaya
No comments:
Post a Comment