sedetik, sedetik..
dan kemudian aku pun terdiam
hampa saat ini,
dengan bermodal airmata, ku balut luka
sedikit, sedikit...
dan aku pun tertatih
merintih karena sakit, terluka...
memandang langit seakan runtuh
dengan menengadahkan tangan ke atas, aku pun berdoa
bersimpuh sujud kepada Yang Kuasa
masih terasa guncangan itu hingga saat ini
jeritan dan isak tangis
dan segala derita
aku menguburnya
dalam, dalam...
meski hingga saat ini
gempa itu merenggut paksa kasih sayang keluargaku
aku masih disini, bertahan dengan kesendirian
tertatih...
poem by Dita Oktamaya
No comments:
Post a Comment