Bukan tentang perpisahan, ini tentang saya yang tidak siap menghadapi perpisahan.
Bisa ketemu lagi? Pasti. Saya juga yakin itu. Saya hanya merasa keseharian yang berkali-kali dilakukan secara berkala dan terus menerus hingga saya terbiasa, kini sudah tidak ada. Ya, saya sedih karena itu, tetapi saya senang kamu sudah satu langkah lebih jauh dari saya yang masih bingung dengan dunia yang masih terlihat samar di depan saya.
Bisa ketemu lagi? Pasti. Saya juga yakin itu. Saya hanya merasa keseharian yang berkali-kali dilakukan secara berkala dan terus menerus hingga saya terbiasa, kini sudah tidak ada. Ya, saya sedih karena itu, tetapi saya senang kamu sudah satu langkah lebih jauh dari saya yang masih bingung dengan dunia yang masih terlihat samar di depan saya.
Saya masih kecil, sama seperti saya yang kamu temui tiga tahun lalu, ingat? Saya selalu menjadi orang yang sama cerewetnya, sama bodohnya bermain basket, sama manjanya minta diantar-jemput, sama kutu bukunya sampai kamu heran kenapa saya suka sekali dengan toko buku, sama semangatnya untuk kuliah, sama nakalnya masalah makan dan tidak suka makan tepat waktu.
Saya masih sama seperti dulu, teman yang tiga tahun lalu kamu ajak kebut-kebutan sampai pucat dan mual. Selama tiga tahun ini saya tidak banyak berubah, saya hanya lebih terbiasa melakukan sesuatu serba sendiri, kamu tahu persis seperti apa saya ketika merindukan rumah kan? Dan kamu masih saja menghibur saya dengan lelucon renyahmu hingga saya menangis sambil tertawa.
Kamu teman teraman yang pernah saya punya karena kamu selalu dapat diandalkan dan selalu mau mendengarkan. Kamu berkata kamu ingin seperti Damar yang begitu mudahnya menjadi teman yang paling menjadi kesayangan saya. Saya juga tidak tahu mengapa, tetapi kamu harus tahu kamu adalah teman teraman saya dan saya tidak mau kamu menjadi orang yang berbeda hanya karena ingin menjadi seperti Damar. Saya nyaman bersama kamu yang menjadi apa adanya dirimu.
Sekarang kamu sudah besar, sudah satu langkah di depan saya, saya harap kamu dapat lebih baik menjaga dirimu nantinya. Dunia luar kejam dan tidak terlalu nyaman, kata mama saya begitu. Saya selalu ingat kata mama, kamu juga ya.
Selamat untuk kelulusan kamu, apapun, dimana pun, dan kapanpun nanti, saya mohon jangan pernah berubah menjadi sosok yang bukan dirimu, be yourself ya, Ebeng :D
----
NB : Dedicated to my friend Cupu Manik Astagina yang hari ini sudah resmi melepas status mahasiswi Diploma 3, semoga kamu semakin menjadi orang baik dan menjadi teman yang baik untuk semua orang. Jangan lupa saya ya, karena nanti kapan dan dimana saya ingin bertemu lagi dengan kamu yang sudah terbiasa dengan dunia kerja satu langkah di depan saya :)
Saya masih sama seperti dulu, teman yang tiga tahun lalu kamu ajak kebut-kebutan sampai pucat dan mual. Selama tiga tahun ini saya tidak banyak berubah, saya hanya lebih terbiasa melakukan sesuatu serba sendiri, kamu tahu persis seperti apa saya ketika merindukan rumah kan? Dan kamu masih saja menghibur saya dengan lelucon renyahmu hingga saya menangis sambil tertawa.
Kamu teman teraman yang pernah saya punya karena kamu selalu dapat diandalkan dan selalu mau mendengarkan. Kamu berkata kamu ingin seperti Damar yang begitu mudahnya menjadi teman yang paling menjadi kesayangan saya. Saya juga tidak tahu mengapa, tetapi kamu harus tahu kamu adalah teman teraman saya dan saya tidak mau kamu menjadi orang yang berbeda hanya karena ingin menjadi seperti Damar. Saya nyaman bersama kamu yang menjadi apa adanya dirimu.
Sekarang kamu sudah besar, sudah satu langkah di depan saya, saya harap kamu dapat lebih baik menjaga dirimu nantinya. Dunia luar kejam dan tidak terlalu nyaman, kata mama saya begitu. Saya selalu ingat kata mama, kamu juga ya.
Selamat untuk kelulusan kamu, apapun, dimana pun, dan kapanpun nanti, saya mohon jangan pernah berubah menjadi sosok yang bukan dirimu, be yourself ya, Ebeng :D
----
NB : Dedicated to my friend Cupu Manik Astagina yang hari ini sudah resmi melepas status mahasiswi Diploma 3, semoga kamu semakin menjadi orang baik dan menjadi teman yang baik untuk semua orang. Jangan lupa saya ya, karena nanti kapan dan dimana saya ingin bertemu lagi dengan kamu yang sudah terbiasa dengan dunia kerja satu langkah di depan saya :)
by Dita Oktamaya
1 comment:
Menunggu dia yang entah berada dimana dan sedang apa.
Aku tidak pernah keberatan menunggu siapapun berapa lamapun selama aku mencintainya. Menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Kalau kita ketemu hanya lima menit dan menunggu selama 95 menit maka itu berarti pertemuan berlangsung 100 menit. Perpisahan pun sering tidak berarti apa-apa—seperti tidak pernah ada perpisahan bagi orang yang saling mencintai. Mereka saling memaki ketika bertemu tetapi tetap saling mengenang ketika berpisah. Perpisahan yang sebenarnya akan terjadi ketika tidak pernah ingat lagi kepada seseorang meskipun kita hidup bersamanya. Juga jika seseorang sudah mati, selama kita masih mengingat dan mengenangnya berarti tiada perpisahan sama sekali. Linguae-Seno Gumira Ajidarma
Post a Comment