Jika kalian bertanya kepada saya, seharusnya saya dapat menjawab dengan sangat gamblang bahwa yang saya pikirkan pertama kali pada pagi ini adalah ujian akhir Hanca (Kanji Korea), tetapi kenyataannya tidak.
Yang saya pikirkan pertama kali ketika saya membuka mata dari tidur saya adalah Mama saya.
Saya kangen mama :'(
Ah, saya tidak tahu. Mungkin banyak orang yang mengatakan mereka juga merindukan mama mereka, tetapi saya, entahlah, rasanya beda. Mungkin jika orang lain akan mengatakan bahwa mereka akan pergi menemui mama mereka yang mereka rindukan dan memeluk mereka, semua masalah terselesaikan, tetapi tidak untuk saya.
Oh, tidak.
Bagi saya kata rindu dan kangen itu berbeda makna.
Ketika saya merindukan seseorang saya akan benar-benar mengatakan rindu, tetapi jika kangen, ah, rasanya ada sesuatu yang hendak keluar dari dalam hati dan pikiran saya, rasanya seperti... entahlah, mungkin dengan mengatakan kata rindu dan bertemu orang yang dirindukan itu semua sudah terasa lebih dari cukup, segala kerinduan telah terobati, tetapi tidak dengan kangen.
Kangen itu ya kangen. Hanya satu kata, kalian tidak bisa mengubah kata itu menjadi mengangenkan (aneh,kan?) tapi kalian bisa mengganti kata rindu menjadi merindukan. Di situ istimewanya.
Kangen itu menurut saya seperti... (mungkin) sebentar lagi saya akan menjadi gila jika saya tidak bisa bertemu dengan orang yang menjadi target kangen saya. Rasanya seperti saya harus melihat orang tersebut, entahlah pikiran saya mengatakan bahwa saya baik-baik saja jika tidak melihat target kangen saya, tetapi perilaku saya akan menjadi aneh dan tidak biasa.
Saya akan menjadi orang yang suka menjatuhkan banyak barang tanpa sengaja, saya akan menjadi susah fokus dan terbengong seharian, saya akan berjalan gamang (tidak tentu arah, tidak merespon sekeliling), saya bisa tiba-tiba terdiam di tengah pembicaraan.
Cara menyembuhkannya? Ah, tentu saja tidak semudah mengobati rasa rindu. Hanya bertemu dan mengatakan bahwa rindu dan memeluk orang yang dirindukan atau jika berada jauh menelepon dan mendengar suaranya untuk mengobati rasa rindu. Itu semua tidak cukup.
Jika saya merasa kangen, saya merasa harus melihat orang itu, jika sudah melihat orang itu? Ya sudah, biarkan saja, yang penting saya sudah melihat orang itu dan orang itu baik-baik saja.
Hanya itu? Tidak.
Saya harus melihat orang itu selama beberapa hari ke depan untuk mengobati rasa kangen yang saya rasakan. Jika saya tahu saya tidak akan melihat orang itu selama beberapa hari ke depan, rasanya ada sesuatu yang ditarik paksa dalam hati saya, berlebihan ya? Memang. Namun, itulah yang saya rasakan. maka dari itu jika saya memang kangen dengan seseorang terkadang saya susah mengatakan apa yang saya rasakan (terutama rasa bahwa saya kangen), hanya menatap orang itu dan hanya bisa mengatakan dalam hati,
"Ah meskipun sekarang aku sedang melihamu, tetap saja aku kangen kamu."
Ya, semua karena saya merasa kangen. Apa kalian pernah merasakan hal seperti itu?
By Dita Oktamaya
No comments:
Post a Comment