Hai! Sudah lama sekali rasanya saya tidak menyapa kalian, apa kabar? Semoga baik-baik saja. Saya baik, terlebih jika tidak ada ujian akhir semester minggu ini. Melelahkan, tetapi menjalani segala sesuatu dengan ikhlas itu akan menjadi lebih baik dari apa yang kalian pikirkan dibandingkan dengan hanya mengeluhkan hal-hal yang tidak berguna. Bukankah begitu? :)
Bagaimana kehidupan kalian? Apa sama melelahkannya seperti saya? Tetapi, tetap tersenyum ya. Karena jika Tuhan saja senang dengan orang-orang yang tersenyum apalagi makhluk ciptaannya, indah sekali melihat setiap orang tersenyum, bukan? :)
Kali ini saya akan menceritakan kepada kalian tentang seorang teman. Dia adalah orang asing atau orang baru dalam cerita hidup saya yang sebenarnya kehadirannya kadang tidak saya sadari, tetapi entah kenapa ketidaksadaran saya akan kehadirannya membuat saya merasa sedikit lega saat melihat dia, namanya Keissa Meda Dayagi atau lebih sering saya panggil Kei.
Dia adalah gadis sederhana dengan lesung pipi yang terlihat samar di sebelah kanan pipinya, gadis yang selalu berbicara dengan aksen khas melayunya. Gadis yang akhir-akhir ini mulai tersenyum dengan persahabatan saya.
Dia tidak istimewa, tidak! Tetapi setidaknya dia ada ketika saya membutuhkan teman untuk bersandar, bukan dengan sengaja, bahkan saya tidak pernah percaya bahwa saya pernah bersandar dan bercerita dengan orang sekonyol dia. I swear, Kei ^6^
Dia gadis yang konyol.
Ya! Bahkan kalian mungkin tidak akan dapat membaca apa yang dipikirkannya. She's unpredictable. Dia adalah teman yang tidak dapat berbicara apa-apa ketika saya menangis di depannya. Dia adalah teman yang tidak akan membahas hal sedih yang kalian ceritakan kepadanya.
Dia adalah gadis yang langsung menelan bakmi yang dimakannya dengan hanya sedikit gigitan. Gadis yang akan menangis dengan kencang ketika merindukan ibu yang disayanginya. Keissa, gadis yang akan membuang muka jika kalian memintanya untuk meminum air mineral yang tidak disukainya.
Dia bukanlah gadis istimewa, dia hanya gadis biasa dengan berbagai banyak bentuk pertanyaan konyol tentang hidupnya. Gadis yang tidak pernah memiliki daya untuk memakan masakan yang terbuat dari udang. Gadis yang berbeda. Dan dia adalah teman saya bagaimana pun keadaannya.
Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang bersandar di bahunya dan bercerita tentang banyak hal yang membuat saya jenuh dengan aktifitas saya, saya bertanya tentang arti nama uniknya
Saya : "Dita nggak pernah kepikiran untuk curhat (curahan hati) ke Kei, Kei kan orang asing. Kita baru kenal. Dita cerita karena Dita nyaman dengan cuma ngeliat Kei. Kita boleh kenalan lagi dari awal nggak?" (mengulurkan tangan ke arahnya).
Kei : (menjabat tangan saya) "Keissa Meda Dayagi."
Saya : "Dita Oktamaya. Itu beneran nama Kei? Artinya apa?"
Kei : "Keissa artinya Mutiara, Meda artinya terbit, Dayagi artinya pagi. Kata ibu itu bahasa Jepang. Jadi nama Kei artinya mutiara yang terbit di pagi hari."
Saya : "Matahari maksudnya?"
Kei : "Oh iya, matahari ya? Mungkin aja, baru sadar." (tertawa sendiri)
Setelah percakapan itu selesai dia mengantar saya pulang. Saya lupa mengatakan terima kasih kepadanya, maka saya pun mengirim pesan singkat melalui ponsel saya. Dan dia membalas pesan saya yang membuat saya menitikan airmata, terharu :
"Selama dita merasa nyaman, Kei akan jadi pendengar yang baik kok buat Dita, tapi maaf ya kalau Kei nggak bisa ngomong apa-apa. Kei selalu nggak bisa ngomong apa-apa kalau ada teman yang menangis di hadapan Kei."
Saya tersenyum. Tidak, saya salah, ternyata gadis konyol satu ini memang gadis yang istimewa.
Kei, bisakah kita berteman selamanya?
Saya ingin mengatakannya saat itu, maka saya membalas pesan singkatnya dengan segera :
"Kei, teman yang baik kadang adalah seseorang yang tidak bisa mengatakan apa-apa saat temannya menangis di hadapannya. Kei nggak perlu ngasih nasehat, uang, makanan, atau rumah ke Dita, selama Kei merasa nyaman mendengar tangisan Dita. Dita hanya membutuhkan keberadaan Kei di samping Dita. Dan hal itu, lebih dari cukup."
-----
Kei, jika Kei membaca tulisan ini, Dita ingin berterima kasih karena ketika seluruh dunia terasa tidak peduli dengan Dita. Kei ada. Dan sepertinya memang Kei akan selalu ada. Terima Kasih.
Terima kasih, Kei. Bukan karena mendengar cerita Dita beberapa hari yang lalu, tapi karena sudah membuat Dita nyaman berteman dengan Kei.
Terima kasih, Kei. Bukan karena usaha Kei untuk bisa menemani Dita ketika Dita butuh teman, tetapi karena sudah membuat Dita tertawa pada setiap percakapan tidak penting yang kita lakukan setiap harinya.
Terima kasih, Kei. Bukan karena keharusan Dita berterima kasih karena Kei selalu ada untuk Dita, tetapi karena Kei masuk ke dalam kehidupan Dita dengan tulus.
Terima kasih, Kei. Untuk semuanya.
Boleh kita berteman selamanya? Boleh Dita menjadi teman yang mendengar suara Kei ketika sedih atau senang? Boleh Kei?
Jika Boleh, terima kasih, Kei.
Bukan karena Kei bersedia masalahnya dicampuri oleh orang seperti Dita, tetapi karena Kei sudah membuat Dita merasa berguna menjadi seorang teman dengan berbagi cerita dunia Kei, apapun itu.
Dan jika Kei menangis membaca ini, percayalah Dita lebih menangis membaca ini karena hal yang ada di sini tidak akan pernah bisa Dita ungkapkan secara lisan kepada Kei.
Terima kasih, Kei. Ini adalah terima kasih yang terakhir dalam tulisan ini, tetapi tidak terakhir dalam setiap hal yang Kei lakukan untuk Dita, apapun itu.
Terima kasih karena telah menjadi Keissa Meda Dayagi, Mutiara yang terbit di pagi hari, matahari Dita :)
-----
NB : Dedicated to my friend Keissa Meda Dayagi. Can we start over? I'm Dita Oktamaya and it'll be my pleasure to see you until the end of my lifetime, nice to see you, new friend :)
--pic : koleksi pribadi
By Dita Oktamaya
2 comments:
rising sun, apakah ini berhubungan dengan negeri samurai? (sepertinya istilah yang menarik....
@Nahdhi : tidak ada yang berhubungan dengan negeri samurai, tetapi berhubungan dengan teman yang sangat baik dan menyenangkan :))
Post a Comment