Saturday, January 24, 2009

Pramuka = Merepotkan dan Menyenangkan!

Apa kabar semuanya? Masih merindukan saya? ;p

Hari ini cukup melelahkan.
Tidak, tidak terlalu melelahkan, siapa bilang? Saya hanya bilang cukup melelahkan dan membosankan.

well, pada awal hari saya membuka mata, saya menyadari ada yang tidak beres dengan kondisi badan saya (lemah, demam, pusing. Gelaja apa ya?) tapi hari ini saya memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam suatu acara (bimbingan alumni) di sekolah saya. Sebenarnya sama saja dengan bimbingan lain yang saya ikuti, tapi tak apalah, cari kegiatan di akhir pekan tidak ada salahnya bukan? ;p

Bimbingan itu memakai sistem :

"Pilih yang kalian suka!"

Saya menyeringai, melihat ada kesempatan yang jarang saya dapatkan sebagai seorang pelajar Indonesia, maka segera saja saya memilih pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris! (pelajaran yang saya sukai), tapi sayangnya pelajaran Ekonomi belum ada hari ini ;(

Bukannya menghindari metematika (bahkan saya tidak akan pernah mungkin dapat menghindari matematika dalam hidup saya), saya hanya ingin mendalami pelajaran yang saya suka sebagai kunci saya di tes universitas nanti. Doakan saja ;p

Pulang dari bimbingan alumni itu, saya menuju tempat bimbingan lainnya, kali ini sekolah tidak ikut serta. Di perjalanan menuju halte bus, mata saya tertuju kepada murid-murid mungil suatu sekolah dasar (dekat sekolah saya), mereka latihan pramuka!

Pikiran saya menerawang, kembali ke masa lampau, saat saya masih sekolah dasar dulu.

Dulu, saya benci menjadi pramuka!
Setiap hari sabtu datang, ingin rasanya saya menghilang secara tiba-tiba. Sayangnya, karena saya tidak memiliki sayap seperti burung, jubah merah seperti superman, jaring seperti spiderman dan kekuatan magic seperti jinny oh jinny (tontonan lokal ;p) saya jadi tidak dapat menghilang secara tiba-tiba.

Dengan berat hati, saya jadi ikut latihan pramuka (yang selalu diadakan setiap hari sabtu).

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan pramuka di sekolah dasar saya dulu, mungkin karena rasa malas untuk berada di bawah terik matahari yang selalu membakar kaki saya yang bersembunyi di dalam sepatu (ini benar-benar terjadi, dan bekas luka bakar matahari itu masih ada hingga sekarang!)

Saya akui, saya memang tidak memiliki jiwa petualang dan keberanian yang sangat besar seperti seorang pramuka sejati yang hebat.

Saya benci dan takut berjalan-jalan di tengah malam (jurit malam), saya tidak suka persami (perkemahan sabtu minggu), saya kesal saat dituntut untuk menghafal dasa dharma pramuka yang membuat saya selalu dinasehati kakak-kakak pembina karena tidak pernah dapat menghafal semua itu dengan jelas, saya bingung untuk dapat melakukan baris berbaris saat latihan pramuka, saya kerepotan untuk mempelajari sandi morse, simpul tali, bendera semapur, dan pertolongan pertama saat kecelakaan, semua itu merepotkan, sungguh!

Tapi jika boleh jujur, saya suka dengan kebersamaan yang tercipta karena pramuka itu, saya suka memakai seragam pramuka, saya suka membuat simpul untuk dasi pramuka, saya suka dengan topi pramuka, saya suka saat dituntut untuk menghias tongkat pramuka, saya suka tepuk pramuka, saya suka gelak tawa saat latihan pramuka, semua itu menyenangkan, sungguh!

Saya diam, menghentikan langkah kaki dan setia menatap murid-murid mungil pelajar sekolah dasar yang sedang seru-serunya berlatih pramuka itu dengan seksama, mereka tertawa dan bernyanyi dengan riang gembira. Nindy, teman sekolah yang belajar di tempat bimbingan yang sama dengan saya, menarik tangan saya untuk tetap berjalan menuju halte bus.

"Ih pramuka!" seru saya, bersemangat di tengah kelelahan siang yang merajai diri. Nindy tertawa.

"Aduh Dita, nggak penting deh, cepetan dong jalannya." Nindy menyadarkan saya.

Saya tersenyum melanjutkan perjalanan saya, tapi mata saya tak lekang dari halaman sekolah dasar kecil yang mengingatkan saya tentang sesuatu yang telah saya lalui, jauh di belakang.

Saya menghela napas dan kembali tersenyum :

"Gue kangen masa-masa pramuka, Nin. Waktu SD dulu."

Nindy yang berada di depan saya menoleh ke belakang, tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepala dan melanjutkan langkah kakinya menuju halte, dia tidak peduli.

Saya tersenyum kecil (lagi) dan untuk ke terakhir kalinya saya menatap ke arah sekolah dasar itu. Sungguh, saya benar-benar rindu masa-masa itu...


-----


NB : Saat mengetik postingan ini, hati saya terasa kosong. Saya rindu kakak-kakak pembina pramuka saya yang senantiasa menasehati saya tentang dasa dharma pramuka yang harus diingat di luar kepala, apa kabar kalian? Lama tidak bertemu, jaga diri kalian dan kalau kalian senang hati, tepuk tangan ;p



-- pic : http://farm1.static.flickr.com/60/196997672_ca52a53063.jpg



by Dita Oktamaya

2 comments:

Reevo Saulus said...

kok gak ceritain gue ?? huhu

Dita Oktamaya said...

heh???ngapain ceritain lo???hahahah... ;p