Tuesday, January 13, 2009

Tumpukan Tugas dan Lelucon Hujan


TUGAS!
satu kata lima huruf itu saat ini sedang gemar sekali mewarnai hari saya.
Well, mungkinkah karena begitu banyak hal yang tidak semestinya saya lakukan, sehingga banyak guru-guru menyadari jiwa 'penganguran terselubung' yang saya miliki? Entahlah...

Pusing. Menyadari bahwa saya hampir tidak punya hari libur akhir-akhir ini, mengapa?
Dapatkah saya berbagi jadwal kegiatan saya di sini? Jika kalian tidak keberatan, baiklah...

Senin : Rumah - Sekolah - Tempat Les - Rumah
Selasa : Rumah - Sekolah - Rumah (Mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk)
Rabu : Rumah - Sekolah - Rumah - Tempat Les - Rumah
Kamis : Rumah - Sekolah - Rumah (Mengerjakan tugas-tugas baru!)
Jumat : Rumah - Sekolah - Rumah - Tempat Les - Rumah
Sabtu : Rumah - Sekolah (Bimbingan tes universitas) - Rumah - Tempat Les
Minggu : Mengerjakan tugas-tugas lama+tugas-tugas baru, mengikuti try out yang ada, mengajar teman belajar Ekonomi-Akuntansi

Tidak, saya tidak mengeluh, siapa bilang? Saya justru (mungkin) mulai menikmati rutinitas padat tak beraturan ini. Tapi mungkin saya tidak dapat membohongi diri saya sendiri, terkadang juga ada rasa iri terhadap pipi gembul, lucu serta wajah polos para penghuni taman kanak-kanak. Iri melihat mereka berlarian tanpa beban, tertawa renyah saling berbisik lelucon satu sama lain.

Saya iri, iri sekali! Mendengar pertanyaan-pertanyaan polos yang keluar dari bibir mereka, dan lagi-lagi pertanyaan (sama) ini lah yang selalu membuat para orangtua kerepotan :

"Ma, bayi asalnya darimana?"

pertanyaan itu pula lah yang dulu sempat membuat mama saya kelimpungan mencari jawaban yang cocok untuk saya. Dulu, bibir mungil saya sewaktu taman kanak-kanak tak pernah berhenti bertanya tentang itu, tiap ada kesempatan, tiap kali melihat bayi yang berukuran lebih kecil dari ukuran tubuh saya dahulu, saya pasti bertanya tentang itu. Dan mama saya pun hanya tersenyum, beliau tidak menjawab apa-apa. Bukan bingung atau gelisah, tapi karena beliau tahu saya pasti akan mendapatkan jawabannya nanti, setelah saya besar.

Aneh memang, saya pun merasa begitu. Tidak ada salahnya jika menjawab pertanyaan seperti itu disaat yang bersamaan, tapi tahukah kalian? Setelah saya mengamati pertanyaan itu, sungguh sulit untuk menjawabnya, apalagi jika si penanya adalah anak kecil yang masih memiliki kadar ingatan yang sangat tinggi, salah ucap bisa repot, tidakkah kalian berpikiran yang sama? (bukan bermaksud untuk tidak berpikiran terbuka lho, bukan!)

Baiklah, kembali ke saat ini...
hari ini hujan turun cukup sering, sepertinya hujan dan tugas mewarnai saya akhir-akhir ini. Tidak apa lah, sekali-sekali Jakarta dingin ;p

Pagi ini saya diantar papa naik motor ke sekolah, hujan turun di saat yang tidak terduga! Untungnya saya masih diselimuti oleh jaket merah pemberian mama (terima kasih, mom! ;p)
saya menikmati hujan itu, meskipun sedikit membuat saya basah, tapi wangi hujan adalah wangi yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, damai sekali. Tidakkah kalian berpikir seperti itu? ;p

Tiba di sekolah seseorang berkata dengan konotasi bercanda :

"Dit, tambah tua dong lo, ini kan hujan!"

Saya tertawa. Ternyata gadis itu masih ingat, namanya Fazza, dia teman saya dari kelas 10 (atau kelas 1 SMA) dulu, dia masuk ke sekolah saya di awal semester 2, 'anak' baru (tapi dulu). Hingga sekarang gadis itu masih sekelas dengan saya, 2,5 tahun kalau tidak salah. Persahabatan yang cukup nyeleneh jika saya katakan, Mengapa?

Jujur, awalnya saya tidak pernah menyadari kehadiran gadis itu (karena dia tergolong 'anak' baru di kelas saya, dan saya tidak punya cukup waktu untuk mengenal lebih dalam karena saya masih terdaftar dalam keanggotaan OSIS yang menuntut saya untuk memiliki waktu 'lebih' untuk berada di luar kelas) Hingga di tahun berikutnya saya masuk ke kelas yang sama dengannya.

Pernah suatu hari hujan turun cukup lebat, dengan ketidakberdayaan (karena tidak membawa payung) saya pun memilih untuk menunggu di sekolah. Fazza yang tomboy dan pengendara motor pun ikut menunggu hujan reda. Kami berbicara dan bercanda cukup banyak saat itu dan ketika menatap rintik air hujan yang turun, saya jadi teringat salah satu film korea yang pernah saya tonton, dialog yang cukup manis, saya rasa :

Goong Chan : "Kapan ulang tahunmu?"
Hyo Rin : "Aku tidak tahu."
Goong Chan : "Aneh sekali!"
Hyo Rin : "Tapi ayahku berkata, kalau ulang tahunku adalah setiap salju turun."
Goong Chan : "Berarti kau tua sekali!"

Di Indonesia memang tidak ada salju yang turun, tapi hujan selalu turun kapan saja ia mau. Dan saya mengantarkan satu lelucon kepada gadis tomboy di sebelah saya itu :

"Za, lo tau ga? Gue ultah tiap hujan turun lho!"

Dan gadis itu pun menatap saya sambil tertawa, dengan gaya khasnya dia pun bergurau :

"Kalo lo ultah tiap hujan, gue ultah tiap napas, Dit!"

Dan itu lah awal persahabatan 'nyeleneh' yang menyenangkan, hingga saat ini, tidak terasa hampir 2,5 tahun lamanya. Hubungan kami memang tidak terlalu dekat, tapi teman yang menyenangkan seperti dia selalu masuk daftar kenangan yang indah dalam hidup saya.

Hujan turun berkali-kali hari ini, saya suka hujan, tapi Tuhan tolonglah untuk membuat segalanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja ;p


-----



NB : Hari ini seorang teman berkata bahwa saya tambah tinggi, semoga saja begitu ;)



--pic : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Open_book_01.svg/360px-Open_book_01.svg.png


by Dita Oktamaya

12 comments:

Reevo Saulus said...

dit ?

lo ngajarin akuntansi-ekonomi ?

terus lo lupa buat ngajarin temen lo yang satu ini ?

ko lo jahat sih dit ?

KOK LO JAHAT SIH DIT ?

*lebay*

Dita Oktamaya said...

hahahah..
iya vo, gw ngajarin temen gue...
lahh..
jahat ya?
jahat lo! jahat sekali!!!~~~
hahha.. *lebay*

dek siti said...

hyahahahahaa~ yang semangat euyy !! la gw mlah nyuciii mulu , mpe bosen . xp

salam kenal !!

ananda anwar said...

hi....

senang berkenalan...

tentu saja dengan hati saya akan bertukar link...

=p

Senoaji said...

hmmmmm...(bergumam). Sebatang rokok dengan filter yang terberangus hangus di ujung akhir tembako. Dan semakin melemahnya urat2 yang memasung kelopak mata, untuk tidak cepat mengatuk lelap. Aku ditemukan, otak kembali dipingit, dalam ruang pengimajineran.

lam kenal
asenoaji

ananda anwar said...

wah, bahagianya dibilang makin tinggi..

saya tiap hari dibilang makin kecil aja...

hihihi....

=p

Dita Oktamaya said...

to : fata hanifa

hahaha..iya makasih yaahh...^^

to : ananda

makasih ya nan...senang bertemu kamu..^^
iya niyh, tp cuma satu orang itu yang bilang saya makin tinggi..hahha..


to : asenoaji

salam kenal kawan...^^

himynameismerry said...

dita.. aku link juga yaah. :)

Dita Oktamaya said...

to : Augustine Merriska

oke deh kak, sipp!!~~~^^

Anonymous said...

emang gitu kaloo udah kelas 3, tugas bejibun.
setiap minggu TO.
Les dimana-mana.
.
tapii ntar hasilnya gag sia-sia kok :)
.
btw, pengen lanjut kulia dimana nii ?

Dita Oktamaya said...

to phii : iya begitu yahh..hiks...
pengennya lanjut ke korsel, tapi belom bisa..^^
jadi ingin berjuang ke Universitas Indonesia, sastra korea. Amin...Semangat!!!
mohon doanya...^^

Unknown said...

kelas 3 SMA : sperti km, tp belum merasa sibuk

kuliah : ikt ormawa n ormek.. belum jg merasa sibuk

kuliah semester akhir : skripsi + kerja --> mampus gue!!

haha, salam kenal.