Thursday, January 15, 2009

My Lovely Tour Guide

Sudah hampir setahun kita tidak bertemu, baik-baikkah kamu disana?

Sungguh, aku benar-benar menikmati perjalanan kita. Berbagi tawa di setiap suasana, meskipun awal yang buruk hadir di antara kita. Tidak apa lah, jadikan pengalaman, itu katamu.
Well, mungkin kamu memang tidak mengatakan apa-apa, tapi aku tahu kamu ingin sekali mengatakan hal itu padaku, pada kami.

Bagaimana dengan hidupmu? Apakah semuanya berjalan dengan lancar?

Perjalanan kemarin, aku tahu itu merupakan pengalaman pertamamu membimbing kami. Duduk semalaman di dalam bus yang membosankan, menonton film lama yang volume suaranya harus bersaing dengan deru mesin bus yang berjalan. Aku lelah dengan semua itu, kami lelah! Tapi aku tahu kamu lah orang yang lebih lelah.

Saat jadwal perjalanan berantakan, saat kami mulai susah diatur karena barang bawaan kami yang terlampau banyak, saat kami meminta untuk difoto di sela kelelahan hari, saat kami terlambat menaiki bus karena kecerobohan kami hingga terpisah satu dengan yang lain, saat kami akan check in hotel. Saat semua itu terjadi, aku tahu bahwa dirimu lah orang yang paling lelah di antara kami.

Ingat saat aku menunggang kuda di hadapanmu?

Saat itu kamu berada di hadapanku. Tersenyum, seolah telah lama kamu menantiku di sana. Aku jadi teringat suatu cerita dongeng tentang sang putri yang bertemu dengan pangeran penunggang kuda, konyol memang, karena aku bukanlah seorang pangeran penunggang kuda, dan kamu bukanlah seorang putri.

Tapi jika boleh jujur, aku menyukai senyummu saat itu, senyum diantara kelelahan yang tersirat dari wajahmu. Boleh aku melihat senyummu lagi suatu hari nanti?

Senyummu memang sangat manis, manis dan tulus. Dan seketika saja senyum itu berubah menjadi tawa saat aku meminjam beberapa rupiah untuk membayar kuda yang aku tunggangi. Tidak usah diganti, katamu saat itu.

My Lovely Tour Guide, aku tahu kamu sibuk dengan kehidupanmu, dengan semua aktifitas ibu kota yang membosankan, membuat jenuh, dan muak. Tapi bersamamu tidaklah pernah terasa membosankan. Bersenda gurau , tertawa, melewati hari yang melelahkan, itu semua sangat menyenangkan. Bukankah kamu juga merasa demikian?

Tahukah kamu?
Aku masih mengingat warna topi yang kamu kenakan saat perjalanan kita di mulai, warnanya putih (benar kan?). Saat itu kamu mengambil foto kami semua, foto kami yang tertawa riang menikmati kebersamaan yang terjalin indah, foto kami yang terpesona dengan indahnya matahari terbenam, foto kami di Tanah Lot, Bali.

Aku berharap kamu menjalani hidup dengan baik, raih mimpimu untuk dapat menjadi yang terbaik di antara yang baik. Tetap berjuang dengan bahasa-bahasa indah yang kamu pelajari untuk meleburkan setiap perbedaan yang ada di dunia ini. Tetap berjuang untuk menghilangkan rasa lelah saat mengawali perjalanan yang jauh, untuk mengakhiri setiap perjalanan dengan senyuman, berjuanglah! Karena aku tahu kamu mampu melakukannya.

Dan...
terima kasih telah menemaniku, menemani kami semua dalam perjalanan itu, terima kasih atas kebersamaan yang menyenangkan, terima kasih untuk senyum dan ketulusanmu menghadapi kami, terima kasih untuk semuanya.


Sekarang izinkan aku mengatakan hal yang saat ini aku rasakan terhadapmu, Aku benar-benar merindukanmu, sungguh...


-----


NB : Aku suka merenung menatap langit dan kadang teringat tentang perjalanan indah kita bersama-sama dulu, apakah kamu melihat langit yang sama dengan apa yang aku lihat? Jika iya, lambaikan tanganmu dan tersenyumlah, karena aku merindukanmu, My Lovely Tour Guide...


dedicated to My Lovely Tour Guide : Marcell (Sudah putihkah kamu, hitam manisku? ;p)


--pic : koleksi pribadi


by Dita Oktamaya

8 comments:

Senoaji said...

aku selalu suka ketika seseorang menuliskan sastra2 kerinduan... tulus banget bahasanya.

tabiek
senoaji

Ayumi Galuh said...

Wah puitis banget nich...

More info : http://www.tanahlot.net

Ike said...

klo hitam lebih manis mengapa harus memutih? ;P

Dita Oktamaya said...

to senoaji :
makasih yaahh...^^

to ayumi83 :
waahhh..terima kasih banyak..^^

to ikeys :
itu gurauan yang tiap kali kami katakan, tapi dia lebih cocok dengan kehitammanisan-nya... :p

Reevo Saulus said...

haha nyeritain marcell ya dit :P

---

mampir ke blog gue ya awas kalo engga ! haha

Dita Oktamaya said...

hahha..marcell yang itu tuh vo..
yang manis, bukan anak bahasa.. =.="
hahahha....
iyeee...sipp!!~~~

prima siregar said...

i wish i could understand...

hauhau...

btw...

it's been a while since my last time visiting here from the other account ya..

hha

Dita Oktamaya said...

hahhaa...u will understand..^^
really??
when u visit me before??^^