Friday, January 6, 2012

Ah, Teman...

Ah, Teman...
sudah berapa banyak langkah yang kita tempuh bersama?
Jangan katakan kosong karena aku tidak akan percaya

Boleh aku lihat daftar milikmu?

1. Menemaniku saat aku sedih
2. Menemaniku saat aku senang
3. Meneleponku ketika jarak memisahkan
4. Mengirim pesan singkat ketika tiba-tiba kamu jadi pengangguran

Ah, Teman...
apa hanya ini daftar yang kamu punya?

Oh tunggu sebentar, Teman...

Ini daftar milikku, bisa kita baca bersama?
Maaf tulisanku tidak seindah guru Bahasa Indonesia

Ah, Teman...
melihat daftarku kenapa membuatmu menangis?
Apa aku harus memasukannya ke dalam daftar saat melihatmu menangis?

Oh tunggu sebentar, Teman...

Nah, sekarang sudah bisa kamu baca semuanya

1. Menangis dalam hati saat melihatmu menangis
2. Tersenyum senang ketika kamu bahagia
3. Memikirkan cara menjaga kenyamananmu ketika mengenalkan teman-teman baru kepadamu
4. Mengirim pesan singkat dan meneleponmu kapan saja
5. Menjadi temanmu sampai kita tua
6. Ah, apa aku harus menghapus semua daftar ini karena membuatmu menangis?

Jangan tanya kepadaku mengapa aku menangis dalam hati ketika melihatmu menangis, Teman...

Ini rasanya seperti, harus menempuh ribuan kilometer memenangkan marathon, rasanya lelah sekali melhatmu menangis

Jangan tanya kepadaku mengapa aku tersenyum senang saat melihatmu bahagia, Teman...

Ini rasanya seperti, lulus ujian, rasanya lega teramat sangat hingga aku bingung harus menangis senang atau tertawa sepanjang hari

Jangan tanya kepadaku mengapa aku ingin menjaga kenyamananmu ketika mengenalkan teman-teman baru kepadamu, Teman...

Ini rasanya seperti, bertahan di udara dingin pada musim dingin di Korea, rasanya tidak terbiasa dan sulit hingga rasanya aku telah membeku di dalam

Jangan tanya kepadaku mengapa aku terus mengirim pesan singkat atau meneleponmu kapan saja, Teman...

Ini rasanya seperti, orang Indonesia yang tidak makan nasi, rasanya aneh jika aku tidak melakukan itu sekali saja, seperti ada yang hilang

Jangan tanya kepadaku mengapa aku akan menjadi temanmu sampai kita berdua tua nanti, Teman...

Ini rasanya seperti, menunggu tanaman yang dirawat dan terus tumbuh, kamu tahu perubahan akan terjadi, tapi hatimu senang karena kamu terus berada di sampingnya meskipun kesibukan dalam kehidupanmu sebenarnya tetap tidak bisa dihindarkan

jangan tanya kepadaku mengapa aku berpikiran untuk menghapus daftar ini karena telah membuatmu menangis, Teman...

Ini rasanya seperti, menghitung jumlah totol pada Jerapah yang sangat kau sukai, kau tahu Jerapah punya totol tetapi kau tidak tahu apakah setiap jerapah memiliki totol yang sama, kau tahu aku senang menjadi temanmu, tetapi melihatmu menangis adalah sebuah pantangan untukku, apalagi jika itu dikarenakan olehku

Ah, Teman...
sudah jangan manangis lagi, tuk!

Baiklah aku tidak akan menghapus daftar ini, tetapi kamu harus janji untuk menambah satu daftar untukku

Oh, kamu bertanya apa?

Sederhana saja, ingat keberadaanku di setiap cerita kehidupanmu


Poem by Dita Oktamaya