Saya pun pada akhirnya mengikuti kelas bahasa korea yang diadakan oleh sebuah yayasan sekolah bahasa yang dapat membuat siapapun (yang mengikuti pelajaran bahasa asing) dapat dengan lancar mengikuti bahasa yang dipelajari, dan hal itulah yang membuat saya mengenal mereka, keluarga kecil di sudut ruang sederhana yang tergabung dalam kategori yang menyenangkan pada setiap akhir pekannya.
Mereka dengan berbagai macam karakter unik membentuk suatu keluarga baru bagi saya, dengan minat dan kegemaran yang sama, kami menyatu meski tujuan tetap berbeda. Dan yang paling mengherankan adalah jarak umur kami yang berbeda jauh, tidak pernah menyurutkan langkah kami untuk saling mengenal satu sama lain dan karena inilah mereka menjadi keluarga baru yang memberikan saya banyak pelajaran, tidak hanya tentang negri ginseng yang sangat saya gemari, tapi juga tentang pelajaran dan pengalaman hidup yang membuat saya kaya akan elemen-elemen kehidupan yang bergabung dan membentuk keunikan tersendiri untuk saya nikmati.
Dan inilah karakter mereka yang tidak pernah lepas dalam ingatan saya :
1. Andaya Seonsaengnim (seonsaengnim, guru dalam bahasa korea) : Beliaulah yang mengajarkan saya berbahasa korea dengan baik dan benar. Beliaulah yang dengan rela menunggu ketidakhadiran kami yang melebihi tepat waktu saat istirahat kelas berakhir. Beliaulah orang pertama yang sering tertawa ketika saya mengatakan hal-hal aneh dalam bahasa korea. Beliaulah yang sering memanggil saya untuk sekedar berbincang karena saya haksaeng (haksaeng, murid dalam bahasa korea) yang paling tepat waktu (datang terlalu cepat) saat pelajaran baru akan dimulai. Beliaulah orang yang paling sabar ketika saya meminta pengulangan percakapan saat pelajaran listening dimulai, saya sangat menghormati beliau.
2. Hastuti-ssi (-ssi, akhiran sapaan dalam bahasa korea) : Dia adalah seorang perempuan yang sebaya dengan saya, perempuan yang pertama kali saya kenal saat mengikuti kelas bahasa korea tersebut. Seorang perempuan yang dengan suksesnya selalu membuat saya ingin melindunginya. Seorang perempuan yang dengan ringannya selalu menjadikan saya tempat untuk berbagi tawa ataupun sekedar berbagi cerita tentang Dong Bang Sin Gi (grup vokal pria asal korea kesukaan kami berdua). Dia adalah seorang perempuan yang memiliki kecerdasan yang mengesankan, she's great! Dan kekaguman saya terhadap dia membawa saya untuk selalu memujinya dan hal itu membuat dia selalu mencubit pipi saya dan menarik hidung saya hingga merah, di atas semua itu dia adalah orang yang sering kali menggoda tentang betapa konyol dan cerobohnya saya.
3. Jessica eonni (eonni, kakak perempuan dalam bahasa korea) : Dia adalah seorang perempuan yang selalu tersenyum, selalu ceria dan ramah terhadap semua orang. Dia merupakan saudara sepupu dari Hastuti-ssi dan di mata saya, mereka berdua selalu terlihat kompak. Dia adalah seorang perempuan yang selalu mengajak saya untuk membuat kata-kata spesial (atau aneh?) dari berbagai kosakata korea. Jessica bermata kecil (sipit) dan dia selalu tertawa geli dan memukul bahu saya pelan ketika saya menggoda betapa lucunya dia saat sedang tertawa, dia adalah gadis yang manis dan cantik, sangat dewasa, dan merupakan calon psikolog handal lulusan universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia.
4. Meisita eonni : Dia adalah seorang perempuan yang sangat dekat dengan saya, jarak umur kami tidak terlalu jauh (dua tahun). Dia adalah seorang perempuan yang sangat bersemangat dan senantiasa membuat saya memiliki semangat, alasannya mengikuti kelas bahasa korea adalah karena pria kesayangannya adalah seorang pria korea, dia sempat memberi kesempatan kepada saya untuk berbicara kepada kekasihnya melalui telepon dan hasilnya... kami tertawa (silakan tebak apa yang terjadi). Saya sangat menyayangi gadis manis ini, kepribadiannya yang hangat membuat saya merasa sudah mengenalnya jauh melebihi fakta yang ada dan bagi saya, dia adalah kakak kedua saya. Dia pernah memeluk saya begitu erat saat jam pelajaran berakhir, merasa bersalah karena kami tidak dapat pulang bersama hari itu dan bagi saya berat rasanya untuk berpisah darinya, entah kenapa. Jika ditanya bagaimana rupa gadis manis ini, saya akan menjawab : "Bayangkan saja wajah Jjang Nara."
Dan dengan segera saya akan mendapat cubitan kecil darinya karena menyamakannya dengan artis imut asal Korea Selatan itu.
5. Mira eonni : Dia adalah teman beribadah saya saat jam istirahat. Jika sedang malas makan siang, kami menghabiskan waktu berbincang-bincang setelah beribadah. Dia adalah seorang mahasiswi sastra inggris yang tertarik untuk belajar bahasa korea, alasannya :
"Karena telat untuk daftar bahasa Jepang!"
Ironis, dan kami berdua tertawa.
6. Dwi eonni : Dia adalah wanita yang sangat anggun, alasannya belajar bahasa korea sama seperti Meisita eonni. Dia bekerja di salah satu restoran korea di Jakarta dan selalu mengingatkan saya untuk mampir ke rumahnya jika saya berada di mall di daerah sekitar rumahnya, dengan tawaran yang menggiurkan : makanan korea siap disantap bersama.
7. Dewi eonni : Dia adalah wanita yang paling dekat dengan Dwi eonni, mungkin seperti layaknya saya dengan Meisita eonni. Jarak umur saya dan dia sangat jauh (saya tidak tahu tepatnya) dan begitu juga jarak usia saya dengan Dwi eonni. Dewi eonni adalah wanita lulusan sastra Prancis, universitas negri di Bandung.
Alasannya ikut belajar bahasa Korea : "Heran, saya lulus sastra Prancis, relasi saya banyak orang Korea!"
8. Retorika-ssi : Dia adalah haksaeng termuda di kelas bahasa korea ini, berbeda beberapa bulan dari saya. Tetapi, dia jarang sekali masuk karena masih aktif mengikuti kegiatan organisasi di sekolahnya. Dia adalah orang yang selalu tertawa ketika bersama saya (apa saya begitu lucu?) dan dengan rela ikut naik bus (saat tahu saya akan pulang sendiri) untuk mencapai rumahnya dengan alasan : "Untuk nemenin lo, Dit! Dan jujur ini kali kedua gue naik bus."
Dan saya terpaku sambil membuka mulut saya lebar-lebar. Mom's Girl ;p
9. Tika eonni : Perempuan ini adalah perempuan yang paling pendiam di kelas bahasa korea, dia tidak akan berbicara jika tidak disapa, kepribadian yang unik. Dan sampai sekarang saya tidak tahu alasannya mengikuti kelas ini. Maaf, saya agak emosi karena saya bukanlah tipe orang yang suka dengan keheningan jika sedang berinteraksi sosial. Hahaha.
10. Dian eonni : Dia adalah seorang apoteker, sangat ceria dan bersemangat. Dengan rela dia akan begadang hanya untuk menyaksikan pertandingan bola, wanita yang perkasa! Itu komentar saya padanya ;p
Dan alasan dia mengikuti kelas bahasa korea : "Saya akan ke korea! Kapan ya?"
11. Jean eonni : Saya hanya beberapa kali bertemu dengan dia (kesibukannya tidak memungkinkan dia mengikuti kelas bahasa korea secara intensif), dia adalah gadis keturunan china. Wajah yang unik dan cantik. Saya bahkan sempat belajar bahasa china dengannya. Alasan dia mengikuti kelas bahasa korea : "Relasi."
Dan dia tertawa.
12. Yudith eonni : Saya hanya beberapa kali bertemu dengan dia, karena sibuk, ya pasti! Orang dewasa banyak sekali sibuk. Dan ini membuat saya tidak dapat mengetahui mengapa dia mengikuti kelas bahasa korea ini.
13. Malay Oppa (Oppa, kakak laki-laki dalam bahasa korea) : Dia adalah pria satu-satunya yang mengikuti kelas bahasa korea ini, haksaeng paling tampan diantara haksaeng wanita (jelas sekali!) sikapnya yang cuek dan santai membuat dia selalu ketinggalan pelajaran. Dialah orang yang selalu mengerutkan dahi saat pelajaran bahasa korea di mulai, dan dengan lucu dia pernah bertanya : "Harus ada bola-bolanya, ya? Kenapa bulat-bulat gitu sih hurufnya?"
Dan dia adalah satu-satunya haksaeng yang mendapat keringanan untuk tidak mengikuti listening, alasannya : "Nulisnya aja gue nggak ngerti, apalagi denger orang ngomong korea!"
jawabannya sukses membuat kami tertawa. Dan alasan dia mengikuti kelas bahasa korea ini :
"Gue mau nyusul abang gue kerja di sana!"
Dan dengan kemampuannya berbahasa korea hingga level pertama berakhir, kami ragu atas keinginannya itu.
Selesai. Banyak sekali bukan? Tapi mereka sangatlah berarti. Merekalah yang membuat hidup saya semakin mengasyikan untuk dijalani. Jika ditanya alasan saya mengikuti kelas bahasa korea tersebut, saya akan menjawab, tidak tahu. Yang saya tahu adalah saya menyukai kebudayaan dan bahasa negri ginseng itu, tapi selain itu saya tidak tahu. Mungkin dengan pertemuan saya dengan mereka, menjadikan hal itu salah satu alasan saya menyukai kelas bahasa korea ini dan di atas keunikan karakter diri mereka yang telah saya sebutkan di atas, saya sangat merindukan mereka.