Friday, February 3, 2012

Dariku Yang Tak Sempat Terucap

Selamat pagi, Teman
masih tertidur? Pasti.
Maaf aku membangunkan dirimu saat semua orang seharusnya mulai terlelap.

Kau baik-baik saja kan? Aku tahu.
Karena pasti pada jam ini kau sedang tertidur di samping kakak kesayanganmu.

Mimpi apa kamu?
Kuharap bukan mimpi menyebalkan yang dapat membuatmu menjadi galak seharian.

Banyak hal yang aku ingin katakan saat membangunkanmu pagi ini,
tetapi sepertinya kau sangat lelah dengan semua hal yang telah kau lalui kemarin.

Hari ini adalah hari di mana 20 tahun yang lalu kau terlahir ke dunia ini.
Bagaimana rasanya?

Aku menyanyikan lagu sumbang dengan bahasa Korea kepadamu pagi tadi.
Bagaimana menurutmu? Apa aku layak mendapat penghargaan penyanyi terbaik?

Ah, tak apalah jika kau bilang suaraku jelek. Memang.

Namun, aku senang masih sempat kunyanyikan lagu itu untukmu.

Dan kau bahkan tidak merespon dengan baik karena kantuk yang membuatmu menjadi orang yang pendiam. Sudahlah. Salahku membangunkanmu pagi tadi. Maaf.

Selamat ulang tahun, Teman.

Ingin rasanya aku memelukmu sambil mengucapkan itu,
tetapi kau sibuk dan aku bukan teman yang baik yang dapat sukses merencanakan kejutan ulang tahun untukmu di tengah malam. Maaf.

Ah, aku juga bukan orang yang kreatif yang dapat membuatkanmu sebuah lagu ulang tahun atau karya lain yang dapat membuatmu menangis terharu. Maaf.

Aku bukan teman seniman andalanmu yang dapat membuatmu tersentuh dengan karya-karyanya. Aku hanya temanmu yang bahkan untuk menemukan dirimu mengandalkanku pun aku tidak bisa. Maaf.

Ah, aku juga bahkan tidak pandai membuatmu tertawa dan bahkan sering kali membuatmu repot dengan segala macam bentuk pertolongan yang aku minta. Maaf.

Meskipun begitu, kau tahu aku, Teman. Kau dapat merepotkanku bahkan di saat aku sedang tertidur lelap pun. Kapan saja.

Kau tahu aku, Teman. Ah, atau mungkin kau tidak tahu aku?

Baiklah, aku memang belum bisa menjadi teman yang (sangat) baik untukmu, tetapi kau tahu aku, Teman. Aku berusaha mati-matian untuk itu.

Oh ya, perjalananku saat di Jakarta kemarin, menyenangkan. Akan bagus sepertinya jika kau ikut pergi bersamaku ke Jakarta, tetapi kau sibuk dengan kewajibanmu dan aku bukan teman yang baik yang dapat ikut sibuk bersamamu dan teman yang begitu patuh saat kau menyuruhku pulang ke Jakarta. Maaf.

Aku bertemu banyak teman di Jakarta, Teman. Teman yang bagimu asing dan bagi mereka pun kau asing.

Ah, kau mungkin berpikir bahwa aku gila? Memang.

Kuminta mereka mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu dan mereka pun bersedia meskipun sering terdengar dari mereka bahwa mereka tidak mengenalmu, kau pun demikian, bukan?

Ah, menurutku tidak masalah. Karena nanti ketika kau sedang berkunjung ke Jakarta, mereka lah yang akan kau temui bersamaku. Mereka orang baik, Teman. Dan aku tahu kau pun demikian.












Letter for Baobao
(Maaf meniru gayamu menulis postingan blog untuk aku :D)



Aku bukan teman yang kreatif yang bisa buatin kamu video keren yang bisa buat kamu terharu sampe nggak bisa tidur seharian karena terlalu senang atau bahagia.

Aku cuma bisa cerita tentang kamu yang ulang tahun di setiap tanggal 3 Februari, kamu yang teman aku, kamu yang memiliki nama seperti nama cowok, kamu yang jadi teman baikku di Jogja, kamu yang jadi semangat aku untuk bertahan di Jogja saat aku kangen rumah, kamu yang lucu dan konyol yang ngenalin aku dengan hal yang tadinya aku nggak tahu kalau itu menarik (terutama ukulele dan jerapah), aku cuma bisa cerita itu kepada teman-teman yang ngucapin selamat ulang tahun untuk kamu di video di atas. Hanya itu yang aku bisa.

Kamu tahu nggak? Ulang tahunmu adalah hari yang menyenangkan untuk aku karena di hari itulah kamu lahir dan akhirnya sekarang aku bisa mengenal kamu. Senang sekali rasanya bisa mengenal kamu, ngabisin waktu bareng-bareng sama teman seperti kamu.

Kita pernah terjebak hujan bareng (sampe bingung dan marah-marah berdua karena kita jadi nggak bisa pulang cepet dari kampus), bercanda dan ngobrol berisik di motor (sampe kamu ngomelin aku untuk diam soalnya kamu susah nyetir kalau aku terus berisik dan buat kamu ketawa), kita pernah nonton film lawas kesukaan kita sambil ketawa-ketawa di setiap adegan-adegan yang kita sering lakuin muncul di film itu (padahal itu udah lewat tengah malam banget). Kita pernah pergi ke pameran lukisan bareng dan saat itu aku membuat kamu membonceng aku dengan motor matic yang belum pernah kamu kendarain sama sekali (itu adalah hari pertama kamu ngendarain motor matic, pertama kalinya kamu membonceng aku, dan saat itu kamu nggak ada henti-hentinya manggil aku berisik karena takut kamu salah narik rem), kita pernah nggak sengaja ketemu di festival komik dan saat itu kita senang banget karena kita nggak nyangka kita bisa ketemu tanpa janjian di acara itu (sampai akhirnya aku minta kamu untuk beliin aku takoyaki dan kamu nyuruh aku untuk ngerayu penjual es teh untuk dapetin es teh gratis, meskipun gagal juga =.=").

Kita juga pernah buat kamar kosku berantakan dan berisik karena main pianika dan ukulele yang sedikit tidak terkontrol karena kamu meniup pianika dengan sekuat tenaga yang kamu punya setelah aku bilang nggak apa-apa buat keributan di kosku (dan untungnya saat itu siang hari), kita pernah sarapan sambil kepanasan karena tempat duduk yang kita pilih tempatnya langsung kena terik matahari Jogja yang bisa buat kulit jadi belang hanya dalam beberapa menit (kita sarapan sambil merem-melek karena masih ngantuk dan karena memang matahari yang terlalu silau untuk kita yang nyawa dan pikirannya masih melayang-layang). Kita pernah kerja bareng. Kita pernah ngoreksi kertas ujian mahasiswa-mahasiswi fakultas lain yang saat itu kertasnya sangat banyak dan kita sampe hafal kunci jawaban ujian itu (kita bahkan nggak rela kalau ada orang yang kunci jawabannya salah atau nggak ada jawaban mereka yang sama sekali benar). Dan banyak hal lainnya yang kita lakukan, hal konyol lainnya yang sampai aku menulis ini pun aku tersenyum sendiri karena ingat ada beberapa hal yang pernah kita lakukan itu bukan hal biasa yang mungkin dilakukan oleh orang biasa.

Aku senang menghabiskan waktu dengan teman seperti kamu.

Kuliah hanya tinggal beberapa semester lagi dan kita nggak pernah tahu ke depannya kita akan seperti apa dan akan tinggal di mana. Kalau aku mikirin itu aku jadi sedih sendiri.

Kamu tahu? Ah, mungkin kamu nggak percaya, tetapi aku ingin kamu tahu kalau aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat senang mengenal kamu, jangan lupa aku ya. Aku tahu manusia nantinya akan punya kehidupannya masing-masing, tetapi aku mohon, jangan lupa aku, jangan pernah berganti, jangan pernah seperti itu ya. Meskipun nantinya kamu memiliki kesibukanmu yang susah menemukan titik habisnya, tetapi tolong, jangan lupa aku.

Kamu mungkin bilang aku egois, tetapi aku mohon jangan lupa aku. Aku sangat senang mengenal kamu, Damar. Aku sangat senang menjadi teman kamu, sangat senang sampai ketika aku menulis ini atau sampai kamu membaca postingan ini pun aku bingung bagaimana aku nunjukin rasa senang dan syukur aku karena aku bisa mengenal teman seperti kamu.

Terima kasih untuk semuanya, Damar.

Meskipun lahir di dunia ini bukanlah pilihan yang bisa kamu pilih, tetapi aku berterima kasih kepada Tuhan karena dia telah membuat kamu terlahir di dunia ini. Terima kasih untuk semuanya ya, dan lagi-lagi sampai aku menulis ini atau sampai kamu membaca postingan ini pun aku nggak tahu kenapa aku berterima kasih sedemikian rupa seperti ini, aku hanya merasa begitu bersyukur kamu terlahir di dunia ini dan aku bersyukur karena aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa mengenal teman seperti kamu. Selamat ulang tahun... Baobao :)


Your Noisy Friend,


Dita

4 comments:

Anonymous said...

Selamat Ultah ya buat temennya Dita :) semoga panjang umur, sehat selalu dan terus berteman bersama selamanya.

Dita Oktamaya said...

@HEЯRY
terima kasih ya :)

Damar said...

ciiieeee temennya dita ulang taun niyeeee

Dita Oktamaya said...

@damar rakhma : cieeee padahal tulisan ini buat dia niyeee