Thursday, February 16, 2012

Begitulah. Saya Suka.


Hai kalian, apa kabar? Liburan akan selesai sebentar lagi, bagaimana perasaan kalian? Apapun itu saya harap kalian selalu merasa nyaman dengan keadaan diri kalian :)

Belakangan ini saya disibukan dengan pekerjaan sebagai panitia sebuah seminar yang diadakan kampus saya yang bekerja sama dengan universitas seni yang ada di Yogyakarta dan universitas yang berada di Jepang, seminar internasional katanya, doakan semuanya lancar ya, Aamin.

Ah, hari ini saya ingin menjadi sedikit egois dengan menceritakan tentang saya, khususnya dengan hal apa yang saya suka dan bagaimana saya menyukainya, boleh ya? Terima kasih :)

Harus mulai dari mana ya? Apa dari hal yang saya suka atau...? Baiklah. Dari hal yang saya suka. Saya takut saya bisa menghabiskan beberapa hari karena banyak sekali hal yang saya suka di dunia ini, bahkan hal sederhana yang terkadang tidak saya ingat bahwa saya telah melakukannya. Ah, tetapi karena saya sedang ingat itu, maka saya akan menulisnya sekarang.

Saya suka makan ayam bagian sayap. Jangan tanya kenapa karena saya tidak tahu alasannya dengan pasti, saya hanya merasa bahwa dagingnya terasa unik di dalam mulut saya, saya suka struktur sayap ayam yang memiliki banyak bagian sehingga membuat saya tidak bosan saat memakannya. Saya suka karena dipikiran saya jika makan sayap ayam mungkin suatu saat nanti saya bisa terbang dengan sayap (meskipun ayam yang memiliki sayap itu sendiri pun tidak bisa terbang).

Saya suka memasukkan tangan saya ke dalam tumpukan beras atau di tumpukan biji-bijian yang dijual di dalam pasar swalayan. Saya suka karena saya merasakan sensasi tersendiri ketika mengeluarkan tangan saya kembali, rasanya unik, unik sekali sehingga mungkin saya dapat terlihat seperti anak kecil yang tersenyum senang setelahnya.

Saya suka membelai dan menggenggam baju-baju atau kain-kain yang dijual di mall-mall. Saya suka karena rasanya dingin. Di mall tentunya terdapat pendingin ruangan yang membuat baju-baju atau kain-kain tersebut dingin, kan? Dan saya suka. Rasanya dingin.

Saya suka memainkan tangan saya di tumpukan sayur mayur yang di jual di pasar swalayan. Saya suka karena terdapat air di permukaan sayur-sayur itu dan rasanya segar. Saya suka.

Saya suka memasukan tangan saya di lemari pendingin es krim atau chicken nugget di pasar swalayan atau di mana saja. Saya suka karena rasanya tangan saya akan membeku seolah-olah saya memegang salju. Saya juga suka melihat asap-asap yang keluar dari lemari pendingin itu. Saya suka.

Saya suka berbagai macam hal di mall dan di pasar swalayan.

Saya suka air putih dan jika kalian bertanya minuman apa yang saya suka selain air putih saya akan menjawab Green Tea Latte (Saya bingung bagaimana harus menulis ini dalam bahasa Indonesia).

Saya suka es krim. Saya suka es krim rasa vanilla. Rasanya netral. Saya suka.

Saya suka gajah. Entah kenapa saya suka, gajah itu binatang yang lucu (menurut saya) dengan belalai panjang dan badan yang besar dengan telinga yang bisa dikibas-kibas. Unik. Dan jika kalian menanyakan apa yang saya lakukan ketika saya melihat gajah, saya akan menjawab, diam dan tersenyum karena saya suka melihatnya. Saya suka.

Saya suka musik. Saya suka alat musik perkusi. Saya suka berkeringat ketika memainkan alat musik perkusi. Rasanya saya menjadi orang yang paling keren ketika (berkeringat) memainkan alat musik perkusi, entahlah. Saya suka.

Saya suka fotografi. Saya suka memotret, saya suka memotret banyak hal, apa saja. Meskipun orang berkata saya tidak bisa memotret, biarkan saja. Meskipun saya tidak bisa dan tidak mengerti sama sekali cara untuk mengedit foto dengan bagus dan sedemikian rupa, biarkan saja. Saya suka.

Saya suka langit. Saya suka segala macam hal yang berada di langit, saya suka benda-benda yang melayang-layang tanpa beban. Saya suka.

Saya suka hula hoop. Meskipun sampai saat ini saya tidak bisa memainkannya dengan baik dan benar, biarkan saja. Saya suka.

Saya suka memakai payung saat hujan. Saya suka berjalan memakai payung saat hujan. Saya suka karena saat itu saya bisa tidak peduli dengan penampilan saya yang lebih memilih untuk menjadi sangat jelek dan berantakan daripada terkena cipratan air yang membuat basah. Saya suka menjadi apa adanya seperti itu. Saya suka.

Saya suka patrick. Saya suka spongebob, tetapi saya lebih suka patrick. Saya suka kebodohan dan kepolosan patrick. Saya suka dialog patrick yang selalu mengandung makna tersirat mengenai persahabatannya dengan spongebob. Saya suka.

Saya suka dialog di film Ada Apa Dengan Cinta. Entah kenapa saya suka. Saya suka mendengarnya karena terdengar cerdas dan jarang digunakan di kebanyakan film remaja Indonesia. Saya suka.

Saya suka tidur dengan menutupi wajah saya menggunakan tangan saya atau bantal. Rasanya nyaman. Saya suka.

Saya suka menendang batu kerikil atau benda-benda kecil lainnya di jalan. Saya suka. Saya suka menendangnya dan menggiringnya ke suatu tempat yang akhirnya tidak memungkinkan saya untuk menendangnya lebih jauh lagi. Saya suka.

Saya suka anak kecil. Meskipun saya tidak pernah tahu bagaimana bersikap dengan baik dan benar di depan anak kecil. Meskipun saya tidak pernah bisa untuk menjadi anak kecil tiruan untuk sekedar berbincang dengan mereka atau mendekati mereka, biarkan saja. Saya suka.

Saya suka melihat hewan berbulu. Meskipun sering saya tidak berani untuk menyentuhnya, biarkan saja. Saya suka karena hewan-hewan itu terlihat sangat hangat. Saya suka.

Saya suka boneka beruang. Ya, saya tahu saya suka gajah, tetapi saya suka boneka beruang. Rasanya nyaman saat memeluknya. Saya suka.

Saya suka memakai kemeja. Rasanya saya menjadi orang paling rapi ketika saya memakai kemeja. Saya suka.

Saya suka rumput laut kering. Rasanya unik saat memakannya bersama dengan nasi. Saya suka.

Saya suka bau tanah saat hujan membasahinya. Baunya khas. Membuat saya jadi jauh lebih tenang. Saya suka.

Saya suka menjadi sibuk. Saya suka karena saya merasa saya dibutuhkan dan dianggap keberadaannya. Saya suka perasaan seperti itu. Saya suka.

Saya suka ditelepon dan dikirimi pesan singkat lebih dulu oleh teman-teman saya. Saya suka karena saya dapat merasa mereka mengingat saya. Saya suka perasaan seperti itu. Saya suka.

Saya suka melihat kupu-kupu terbang. Saya suka karena terlihat sangat indah dan ringan. Saya suka hingga dapat membuat saya berusaha menangkapnya setiap kali melihatnya. Meskipun selalu gagal menangkapnya, biarkan saja. Saya suka.

Saya suka buku. Saya suka suasana di perpustakaan dan toko buku. Saya suka hingga jika memang memungkinkan saya ingin memeluk semua buku-buku yang terdapat di tempat-tempat tersebut. Rasanya nyaman berada di antara buku-buku. Saya suka perasaan seperti itu. Saya suka.

Saya suka berjalan di antara burung yang sedang berada di tanah lapang. Saya suka membuat mereka terbang tiba-tiba. Rasanya seru. Saya suka.

Saya suka dipotret. Saya suka dipotret diam-diam. Saya suka dipotret diam-diam dari sisi belakang dan samping. Saya suka hasilnya yang alami dan wajar. Apa adanya. Saya suka.

Saya suka makan permen karet. Saya suka membuat mulut saya sibuk tanpa menelan sesuatu. Rasanya unik. Saya suka.

Saya suka membuat orang lain tertawa dan senang. Rasanya nyaman. Saya suka.

Bagaimana? Baiklah. Saya memang cukup egois karena saya ingin kalian tahu bahwa saya suka ini dan saya suka itu. Dan bahkan saya membiarkan kalian mengetahui bahwa yang saya sebutkan tadi bukanlah keseluruhan hal yang saya suka. Masih ada banyak hal lainnya.

Tetapi saya tahu jika saya menyebutkan segala hal yang saya suka di sini, tidak akan ada habisnya. Percayalah.

Ah, saya belum mengatakan hal yang paling utama yang saya suka. Saya suka menulis, meskipun dengan berbagai cara orang-orang menghentikan saya untuk menulis nantinya, entahlah saya rasa saya tidak akan berhenti untuk menulis, biarkan saja mereka. Saya suka menulis. Saya suka perasaan saat menulis. Saya suka.

Dan yang terakhir saya sebutkan (meskipun bukan benar-benar terakhir) adalah saya selalu suka orang-orang yang berada di sekitar saya, orang yang berbuat baik ataupun yang berbuat tidak baik.

Entahlah.

Saya suka karena dengan adanya mereka membuat saya tersadar bahwa saya ini benar-benar hidup. Bukan benda mati. Dapat merasakan bahagia dan sedih, dapat mengerti apa itu luka (meskipun bukan arti luka yang sebenarnya juga termasuk) dan dapat mengerti bagaimana menyembuhkan luka itu sendiri.

Saya suka perasaan saya ketika berinteraksi dengan orang lain. Rasanya nyaman. Rasanya saya akan mendapatkan teman yang banyak, rasanya saya akan mendapat pengalaman yang melimpah dari cerita-cerita orang yang berada di sekitar saya. Saya suka memikirkan itu dan saya suka perasaan seperti itu. Begitulah. Saya suka.


-----




By Dita Oktamaya

Tuesday, February 7, 2012

Hingga Hilang Waktu Nanti. Bagaimana Denganku?

Untukmu yang membuatku ceria
Ingin kutorehkan beribu kata ucapan rasa
Bagaimana denganmu?

Aku yang terbiasa duduk sendiri menatap langit, terjaga
Ingin kutorehkan tinta ungkapan cerita
Bagaimana denganmu?

Kamu yang duduk acuh meski kadang hilang lekat tatapmu
Ingin kutorehkan berbagai kata pertanda kenangan kita

Berbagai mimpi terukir dalam senda dan rima
Kamu teman segala
Bagaimana denganku?

Memaki waktu yang tersisa tak lama
Kebersamaan menyenangkan dengan gelak tawa pengharu rasa
Ingin kutorehkan nada dalam imajinasi kita
Tertawa lepas tanpa kekang
Bagaimana denganmu?

Kamu yang berdiri menjulang langit
Menyejukan saat mentari menerikan sinarnya
Merengkuh ketika dingin disapu angin dengan sengaja
Kamu teman selamanya
Bagaimana denganku?

Hingga hilang waktu nanti
Kamu teman segala
Teman berbagi cerita suka
Teman menangis berbagi duka

Hingga hilang waktu nanti
Kamu teman sepanjang masa
Yang kukunjungi dengan ribuan peluh pertanda tua
Yang kusandarkan dengan ribuan nyeri pertanda baya

Kamu teman selamanya
Hingga hilang waktu nanti
Hingga hilang daya mengingat rasa
Kamu tetap di hati
Bagaimana denganku?


Poem By Dita Oktamaya

Sunday, February 5, 2012

Cassiopeia di Langit Seoul

Jika aku menyukai diriku dua langkah, aku menyukaimu lima langkah
-- Dita Oktamaya --




Menulis merupakan bagian dari hidup saya, dari jiwa saya.

Ah, tidak.

Menulis adalah nama tengah saya yang tidak terlihat. Atau bagaimana saya menggambarkannya ya?

Ya begitulah. Saya dan kegiatan apapun yang berhubungan dengan menulis tidak dapat dipisahkan.

Jika kalian menemukan orang dengan bakat menggambar atau bermusik menghabiskan waktu kesendiriannya dengan memainkan musik atau menggambar. Saya pun demikian, saya menulis.

Saya berbakat? Ah, tidak. Tidak tahu.

Orang bilang saya berbakat dalam menulis, tetapi menurut saya, saya hanya sekedar tergila-gila dengan kata-kata. Saya suka mengungkapkan apa yang saya rasakan dan apa yang menjadi pemikiran saya melalui tulisan. Saya suka menulis.

Saya bukanlah orang yang kreatif yang bisa menjadikan sesuatu menjadi terlihat lebih menarik. Saya hanya suka menulis. Saya suka menulis hingga saya bingung bagaimana mengungkapkan rasa suka saya terhadap menulis dan akhirnya membuat saya terus menjalaninya.

Sering terlintas di benak saya tentang rasa suka saya terhadap kegiatan saya dalam menulis. Ketika saya menyadari bahwa saya menyukai diri saya dua langkah lebih dari sebelumnya, saya bisa lebih menyukai menulis lima langkah dari sebelumnya.

Aneh? Ah, menurut saya tidak.

Saya yakin kalian memiliki sesuatu yang kalian suka dan membuat kalian memiliki hasrat untuk melakukannya meskipun kalian kesulitan untuk memiliki waktu yang tepat.

Mengerti maksud saya? Begini, saya menyukai menulis, meskipun tidak setiap hari saya memiliki waktu untuk melakukannya, tetapi hasrat untuk menulis selalu ada di setiap saya menjalani hari-hari saya.

Sekarang, sebut saja saya beruntung. Saya telah mengatakan di atas bahwa saya bukanlah orang yang kreatif, saya hanya tergila-gila dengan kata-kata hingga saya menuangkan menjadi sebuah tulisan.

Dan coba tebak? Tulisan saya diterbitkan :)

Ini adalah karya fiksi kedua saya yang diterbitkan setelah salah satu cerpen saya memenangkan hadiah hingga dijadikan buku kumpulan cerpen (berjudul Catatan Kecil Tentang Dia) bersama 23 orang penulis (yang jauh lebih hebat) lainnya saat diadakan kompetisi menulis dahulu.

Cerpen itu sebenarnya bukan karya fiksi seutuhnya karena cerpen itu dibuat berdasarkan hal-hal yang pernah saya alami, jadi sampai saat ini pun saya masih merasa bingung dimasukan ke dalam kategori apa cerpen itu. Ya, baiklah. Sudahlah.

Buku fiksi kedua saya ini berjudul Cassiopeia di Langit Seoul. Sejujurnya novel ini adalah karya lama saya ketika masih berada di Sekolah Menengah Atas, beberapa tahun lalu. Maka dari itu, sebut saya beruntung karena ternyata penantian (setelah ditolak berbagai macam penerbit) tidak selalu menimbulkan hasil yang sia-sia :)

Apakah saya hanya menyukai kata-kata saja? Tidak.

Saya menyukai kata-kata dan saya menyukai orang-orang yang meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Saya suka kegiatan ini. Saya suka tulisan saya dibaca oleh orang lain, rasanya seperti saya memiliki banyak teman yang merasakan apa yang otak saya rasakan saat tulisan itu tercipta, seperti berkomunikasi lebih dalam meskipun tidak secara langsung.

Saya suka sekali kegiatan seperti ini. Saya suka kata-kata. Saya suka menulis. Saya suka kalian. Terima kasih sudah menjadi orang baik yang rela meluangkan waktu untuk sekedar mampir dan membaca beberapa (atau mungkin semua) tulisan saya. Kehadiran kalian tidak akan terganti oleh apapun :)


By Dita Oktamaya

Saturday, February 4, 2012

Mungkin. Bisa Jadi.

Kepala saya pusing, mual, dan sepertinya maag saya kambuh karena hari ini saya hanya makan satu kali saja (jangan dicontoh). Bukan karena lupa makan atau sok sibuk jadi saya menunda makan, tetapi karena hujan yang tiba-tiba turun membuat saya bingung bagaimana pergi keluar mencari makan (ya, salahkan hujan!).

Sebenarnya saya bisa mencari makan di tengah hujan dengan memakai jas hujan atau payung, tetapi saya malas, tidak ada teman mencari makan. Ah, padahal biasanya saya pun sering sendirian kemana-mana.

Merasa 'akan' sakit seperti ini membuat pikiran tidak penting datang kepada saya.

Mengenai saya yang berada di pikiran orang-orang sekitar saya, entahlah hanya saja pertanyaan ini sering terngiang-ngiang dan berputar-putar di kepala saya ketika saya sedang sendirian.

Terkadang terlintas di benak saya tentang keberadaan saya di ingatan orang-orang di dekat saya, mungkin saya selalu menjadi orang terakhir yang berada di ingatan mereka, entahlah. Mungkin. Bisa jadi. Ketika kalian sendirian kalian pasti pernah merasakan itu kan. Ah, ini pikiran tidak penting, lupakan saja.

Saya hanya sedang merasa bingung dengan apa yang saya rasakan, hanya merasa penasaran apakah orang-orang yang selalu saya pikirkan di setiap saat (tidak termasuk keluarga saya karena pasti saya memikirkan mereka) menempatkan nama saya di urutan terakhir ingatan mereka atau bahkan nama saya sering terlupa untuk terlintas di pikiran mereka? Entahlah. Mungkin. Bisa jadi.



By Dita Oktamaya

Friday, February 3, 2012

Dariku Yang Tak Sempat Terucap

Selamat pagi, Teman
masih tertidur? Pasti.
Maaf aku membangunkan dirimu saat semua orang seharusnya mulai terlelap.

Kau baik-baik saja kan? Aku tahu.
Karena pasti pada jam ini kau sedang tertidur di samping kakak kesayanganmu.

Mimpi apa kamu?
Kuharap bukan mimpi menyebalkan yang dapat membuatmu menjadi galak seharian.

Banyak hal yang aku ingin katakan saat membangunkanmu pagi ini,
tetapi sepertinya kau sangat lelah dengan semua hal yang telah kau lalui kemarin.

Hari ini adalah hari di mana 20 tahun yang lalu kau terlahir ke dunia ini.
Bagaimana rasanya?

Aku menyanyikan lagu sumbang dengan bahasa Korea kepadamu pagi tadi.
Bagaimana menurutmu? Apa aku layak mendapat penghargaan penyanyi terbaik?

Ah, tak apalah jika kau bilang suaraku jelek. Memang.

Namun, aku senang masih sempat kunyanyikan lagu itu untukmu.

Dan kau bahkan tidak merespon dengan baik karena kantuk yang membuatmu menjadi orang yang pendiam. Sudahlah. Salahku membangunkanmu pagi tadi. Maaf.

Selamat ulang tahun, Teman.

Ingin rasanya aku memelukmu sambil mengucapkan itu,
tetapi kau sibuk dan aku bukan teman yang baik yang dapat sukses merencanakan kejutan ulang tahun untukmu di tengah malam. Maaf.

Ah, aku juga bukan orang yang kreatif yang dapat membuatkanmu sebuah lagu ulang tahun atau karya lain yang dapat membuatmu menangis terharu. Maaf.

Aku bukan teman seniman andalanmu yang dapat membuatmu tersentuh dengan karya-karyanya. Aku hanya temanmu yang bahkan untuk menemukan dirimu mengandalkanku pun aku tidak bisa. Maaf.

Ah, aku juga bahkan tidak pandai membuatmu tertawa dan bahkan sering kali membuatmu repot dengan segala macam bentuk pertolongan yang aku minta. Maaf.

Meskipun begitu, kau tahu aku, Teman. Kau dapat merepotkanku bahkan di saat aku sedang tertidur lelap pun. Kapan saja.

Kau tahu aku, Teman. Ah, atau mungkin kau tidak tahu aku?

Baiklah, aku memang belum bisa menjadi teman yang (sangat) baik untukmu, tetapi kau tahu aku, Teman. Aku berusaha mati-matian untuk itu.

Oh ya, perjalananku saat di Jakarta kemarin, menyenangkan. Akan bagus sepertinya jika kau ikut pergi bersamaku ke Jakarta, tetapi kau sibuk dengan kewajibanmu dan aku bukan teman yang baik yang dapat ikut sibuk bersamamu dan teman yang begitu patuh saat kau menyuruhku pulang ke Jakarta. Maaf.

Aku bertemu banyak teman di Jakarta, Teman. Teman yang bagimu asing dan bagi mereka pun kau asing.

Ah, kau mungkin berpikir bahwa aku gila? Memang.

Kuminta mereka mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu dan mereka pun bersedia meskipun sering terdengar dari mereka bahwa mereka tidak mengenalmu, kau pun demikian, bukan?

Ah, menurutku tidak masalah. Karena nanti ketika kau sedang berkunjung ke Jakarta, mereka lah yang akan kau temui bersamaku. Mereka orang baik, Teman. Dan aku tahu kau pun demikian.












Letter for Baobao
(Maaf meniru gayamu menulis postingan blog untuk aku :D)



Aku bukan teman yang kreatif yang bisa buatin kamu video keren yang bisa buat kamu terharu sampe nggak bisa tidur seharian karena terlalu senang atau bahagia.

Aku cuma bisa cerita tentang kamu yang ulang tahun di setiap tanggal 3 Februari, kamu yang teman aku, kamu yang memiliki nama seperti nama cowok, kamu yang jadi teman baikku di Jogja, kamu yang jadi semangat aku untuk bertahan di Jogja saat aku kangen rumah, kamu yang lucu dan konyol yang ngenalin aku dengan hal yang tadinya aku nggak tahu kalau itu menarik (terutama ukulele dan jerapah), aku cuma bisa cerita itu kepada teman-teman yang ngucapin selamat ulang tahun untuk kamu di video di atas. Hanya itu yang aku bisa.

Kamu tahu nggak? Ulang tahunmu adalah hari yang menyenangkan untuk aku karena di hari itulah kamu lahir dan akhirnya sekarang aku bisa mengenal kamu. Senang sekali rasanya bisa mengenal kamu, ngabisin waktu bareng-bareng sama teman seperti kamu.

Kita pernah terjebak hujan bareng (sampe bingung dan marah-marah berdua karena kita jadi nggak bisa pulang cepet dari kampus), bercanda dan ngobrol berisik di motor (sampe kamu ngomelin aku untuk diam soalnya kamu susah nyetir kalau aku terus berisik dan buat kamu ketawa), kita pernah nonton film lawas kesukaan kita sambil ketawa-ketawa di setiap adegan-adegan yang kita sering lakuin muncul di film itu (padahal itu udah lewat tengah malam banget). Kita pernah pergi ke pameran lukisan bareng dan saat itu aku membuat kamu membonceng aku dengan motor matic yang belum pernah kamu kendarain sama sekali (itu adalah hari pertama kamu ngendarain motor matic, pertama kalinya kamu membonceng aku, dan saat itu kamu nggak ada henti-hentinya manggil aku berisik karena takut kamu salah narik rem), kita pernah nggak sengaja ketemu di festival komik dan saat itu kita senang banget karena kita nggak nyangka kita bisa ketemu tanpa janjian di acara itu (sampai akhirnya aku minta kamu untuk beliin aku takoyaki dan kamu nyuruh aku untuk ngerayu penjual es teh untuk dapetin es teh gratis, meskipun gagal juga =.=").

Kita juga pernah buat kamar kosku berantakan dan berisik karena main pianika dan ukulele yang sedikit tidak terkontrol karena kamu meniup pianika dengan sekuat tenaga yang kamu punya setelah aku bilang nggak apa-apa buat keributan di kosku (dan untungnya saat itu siang hari), kita pernah sarapan sambil kepanasan karena tempat duduk yang kita pilih tempatnya langsung kena terik matahari Jogja yang bisa buat kulit jadi belang hanya dalam beberapa menit (kita sarapan sambil merem-melek karena masih ngantuk dan karena memang matahari yang terlalu silau untuk kita yang nyawa dan pikirannya masih melayang-layang). Kita pernah kerja bareng. Kita pernah ngoreksi kertas ujian mahasiswa-mahasiswi fakultas lain yang saat itu kertasnya sangat banyak dan kita sampe hafal kunci jawaban ujian itu (kita bahkan nggak rela kalau ada orang yang kunci jawabannya salah atau nggak ada jawaban mereka yang sama sekali benar). Dan banyak hal lainnya yang kita lakukan, hal konyol lainnya yang sampai aku menulis ini pun aku tersenyum sendiri karena ingat ada beberapa hal yang pernah kita lakukan itu bukan hal biasa yang mungkin dilakukan oleh orang biasa.

Aku senang menghabiskan waktu dengan teman seperti kamu.

Kuliah hanya tinggal beberapa semester lagi dan kita nggak pernah tahu ke depannya kita akan seperti apa dan akan tinggal di mana. Kalau aku mikirin itu aku jadi sedih sendiri.

Kamu tahu? Ah, mungkin kamu nggak percaya, tetapi aku ingin kamu tahu kalau aku sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat senang mengenal kamu, jangan lupa aku ya. Aku tahu manusia nantinya akan punya kehidupannya masing-masing, tetapi aku mohon, jangan lupa aku, jangan pernah berganti, jangan pernah seperti itu ya. Meskipun nantinya kamu memiliki kesibukanmu yang susah menemukan titik habisnya, tetapi tolong, jangan lupa aku.

Kamu mungkin bilang aku egois, tetapi aku mohon jangan lupa aku. Aku sangat senang mengenal kamu, Damar. Aku sangat senang menjadi teman kamu, sangat senang sampai ketika aku menulis ini atau sampai kamu membaca postingan ini pun aku bingung bagaimana aku nunjukin rasa senang dan syukur aku karena aku bisa mengenal teman seperti kamu.

Terima kasih untuk semuanya, Damar.

Meskipun lahir di dunia ini bukanlah pilihan yang bisa kamu pilih, tetapi aku berterima kasih kepada Tuhan karena dia telah membuat kamu terlahir di dunia ini. Terima kasih untuk semuanya ya, dan lagi-lagi sampai aku menulis ini atau sampai kamu membaca postingan ini pun aku nggak tahu kenapa aku berterima kasih sedemikian rupa seperti ini, aku hanya merasa begitu bersyukur kamu terlahir di dunia ini dan aku bersyukur karena aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa mengenal teman seperti kamu. Selamat ulang tahun... Baobao :)


Your Noisy Friend,


Dita