Hai kalian! Apa kabar? Apakah liburan kalian menyenangkan?
Maaf sepertinya sudah sangat lama saya tidak datang berkunjung berbagi cerita dengan kalian padahal saya sudah menyatakan bahwa saya akan lebih sering datang ke sini, tetapi karena padatnya jam kuliah dan pekerjaan yang membuat gila, saya masih belum dapat memenuhinya :(
Di pertengahan tahun 2011 bolehkah saya bertanya bagaimana resolusi tahun 2011 ini? Apa sudah banyak yang terealisasikan? :)
Jika kalian bertanya bagaimana dengan saya? Maka saya akan menjawab masih belum terpenuhi semuanya, hampir sebagian besar! Meskipun begitu, tahun 2011 belum berakhir, Kawan. Jadi, bersemangatlah! :)
Well, untuk sekedar berbagi cerita, beberapa bulan yang lalu saya patut menyukuri bahwa target saya yang paling besar tahun ini dapat terealisasikan, yaitu target menerbitkan buku dengan nama saya tertera di atas judul buku sebagai penulisnya.
Saya berhasil menerbitkan satu buku non-fiksi berjudul "Belajar Kilat Bahasa Korea"
Saya tidak percaya bahwa itu adalah buku tulisan saya. Kenapa?
Well, kalian pernah mendengar apa yang disebut napak tilas?
Begini, pernahkah kalian berada dalam posisi ketika kalian merasa ketidakpercayaan atas kenyataan hidup yang membuat kalian begitu bahagia karena sesungguhnya kenyataan itu membuat kalian mencapai target terbesar yang terealisasikan dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun? Dan pada akhirnya kalian menyebutkan kalimat yang sebenarnya tidak disadari bahwa orang lain akan mengatakan hal yang sangat sama persis ketika mereka berada di posisi kalian : "Rasanya baru kemarin".
Ya, rasanya baru kemarin saya memegang pensil dan mulai menulis di selembar kertas bekas pemberian mama saya yang hanya ada jika pekerjaan beliau ada yang salah cetak. Ketika itu saya masih berumur 9 tahun.
Saat itu, ketika sedang menulis yang saya pikirkan hanya satu hal : Saya ingin orang lain tahu bahwa di dunia ini ada seorang perempuan yang menginginkan namanya tertera di atas sampul buku sebagai penulis buku tersebut.
Mama seperti mengetahui keinginan saya, sehingga mama membelikan saya berbagai macam bentuk kertas untuk menyalurkan ide-ide yang berada di kepala saya melalui tulisan. Sejak saat itu saya menarik kesimpulan bahwa mama mendukung keinginan saya untuk menulis dan saya menjadi orang yang percaya bahwa orang lain dapat merasakan kebahagiaan dan kesuksesan ketika dia menjalani dan menekuni segala sesuatu yang dia sukai. Pola pikir itu pun terbentuk hingga saat ini.
Konyol? Mungkin. Bagaimana menurut kalian?
Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya mendapatkan ponsel yang cukup canggih pada saat itu. Setelah itu saya melanjutkan menulis di catatan elektronik yang terdapat di ponsel saya. Saya menulis cerita pendek, cerita bersambung, dan lain sebagainya. Kemudian saya mengirim cerita tersebut ke ponsel teman-teman saya menggunakan bluetooth yang tidak mengharuskan saya mengeluarkan biaya (pulsa) untuk mengirimkannya.
Menurut kalian apa yang ada dalam pikiran saya saat itu?
Saya ingin teman-teman saya terhibur dengan tulisan saya, dengan karya-karya saya. Saya ingin orang lain menganggap saya sebagai Dita Oktamaya yang menghasilkan suatu karya, bukan Dita Oktamaya yang hanya sekedar nama, bukan siapa-siapa.
Menurut kalian bagaimana hasilnya? Ya, mungkin pikiran kalian sama dengan kenyataan yang sebenarnya, mereka menyukainya :)
Saat berada di Sekolah Menengah Atas (SMA) saya tetap menulis, masih tetap menghibur teman-teman saya dengan karya-karya yang saya hasilkan. Hingga saya mendapat kabar bahwa ada kompetisi menulis cerita pendek (cerpen) di salah satu penerbit terkenal di Indonesia. Saya pun mencoba mengirimkan karya saya dan bagaimana menurut kalian? Ya, saya berhasil :)
Cerpen karya saya berhasil menang dan dibukukan bersama 24 karya pemenang yang lain. Bahagia? Pasti :)
Tapi ingatkah kalian apa yang saya inginkan sesungguhnya? Tepat sekali.
Karena itu buku karya bersama, maka nama saya bukanlah satu-satunya nama yang tertulis di buku itu, sehingga saya menjadikan buku itu sebagai suatu kenangan penyemangat saya untuk menulis jauh lebih baik lagi.
Awal masuk kuliah, banyak teman saya yang mengetahui bahwa saya sudah berhasil menghasilkan suatu karya sebagai penulis dan pada akhirnya mereka mempercayakan saya untuk menulis skenario drama festival jurusan saya yang pada saat itu harus ditulis dengan Bahasa Korea.
Di awal kuliah yang pada saat itu pengetahuan saya mengenai Bahasa Korea sangat minim kalian pasti berpikiran saya nekat? Ya, saya memang nekat karena jika saya tidak senekat pada saat itu, maka festival jurusan saya tidak dapat berjalan dan saya tidak ingin membebani teman-teman saya hanya karena saya tidak berani mengambil risiko atas tanggung jawab yang dipercayakan kepada saya.
Kenekatan saya itu bukan tanpa dasar saya melakukannya, bagi saya belajar atau berkuliah tidaklah dengan hanya duduk di dalam kelas atau duduk di belakang meja. Kuliah juga dapat dilakukan ketika saya berbincang dengan dosen (yang kebetulan pada saat itu adalah Orang Korea) dan teman-teman mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia (yang juga Orang Korea) dengan Bahasa Korea yang sangat belum teratur dan untungnya dosen dan teman-teman saya menghargai saya sebagai mahasiswi semester satu pada saat itu. Kemudian perbincangan berlanjut ketika saya menceritakan tentang skenario drama dan mereka pun bersedia meluangkan waktu untuk memperbaiki bahasa Korea saya dan kami pun bekerja sama.
Bagaimana hasilnya? Mereka hebat! Saya sudah tahu itu! Karena orang-orang yang datang menyukai drama tersebut :)
Hingga beberapa semester berlalu dan pada akhirnya kakak kelas saya menawarkan saya untuk menulis buku tentang dasar-dasar tata bahasa Bahasa Korea dan mengenalkan saya kepada pemimpin distributor naskah. Dan hasilnya? Buku pertama dengan nama saya tertera sebagai penulis buku tersebut terbit :)
Bagaimana menurut kalian? Bukankah rasanya baru kemarin?
Butuh waktu beberapa tahun untuk mendapatkan yang diinginkan, ingatlah bahwa jika kalian memang beruntung pada saat itu maka apa yang ingin kalian capai tidak akan pergi kemana-mana.
Bagaimana jika gagal?
Mungkin kalian akan sering mendengar : "Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan, rencana Tuhan pasti lebih indah."
Ya, rencana Tuhan pasti lebih Indah, tetapi bukankah secara tidak langsung orang yang mengatakan itu berkata bahwa rencana kita tidak indah?
Saya lebih suka mengatakan bahwa rencana Tuhan mungkin sama dengan kita, yang membedakan adalah urutan prioritas yang mana yang lebih dulu pantas kita dapatkan.
Jika kita menempatkan target yang paling besar dalam rencana kita di urutan pertama, bisa saja Tuhan menempatkannya pada urutan kedua atau ketiga sehingga pada kehidupan kita, kita jadi merasa gagal.
Ada pepatah yang menyatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Bukan. Tidak. gagal bukanlah kesuksesan, gagal adalah kegagalan itu sendiri. Kita tidak dapat menyangkalnya. Namun, gagal bukan berarti rencana kita salah atau buruk, kita hanya menyusunnya berbalik dengan Tuhan. Mengerti maksud saya?
Lalu bagaimana kita tahu bahwa rencana kita sama dengan Tuhan?
Kalian memahami makna berusaha? Itulah keinginan Tuhan. Berusaha dan berani mengambil risiko dengan catatan kalian tidak membodohi diri kalian dan orang lain saat melakukannya.
Jika kalian bertanya dengan mengeluarkan buku pertama apakah saya merasa puas? Tidak. Saya manusia dan manusia bersifat tidak pernah puas.
Saya masih harus banyak belajar untuk lebih baik dan lebih baik lagi. Jangan pernah menyerah, Kawan! Jika ada yang mengatakan bahwa kalian tidak bisa apa-apa, buktikan bahwa kalian bisa menjadi apa-apa. Jika ada yang mengatakan bahwa mereka tidak menyukai kalian, percayalah itu bukan karena kalian tidak baik, mereka hanya merasa mereka tidak bisa melakukan hal baik untuk kalian, that's a human being.
Tidak ada manusia yang diciptakan bodoh dan buruk. Jika begitu, Tuhan tidak akan mengambil risiko untuk menciptakan kalian, benar bukan? :)
Tetap semangat, Kawan! Orang sukses adalah orang yang tepat menempatkan urutan targetnya dengan Tuhan dan orang gagal adalah sebaliknya, tetapi bukan berarti kalian tidak dapat mencapainya. Keep health and stay unique all :)
-----
NB : Dedicated to kegagalan. Saya tidak akan pernah menyerah seberapa sering pun kamu datang menghampiri saya. Begitu juga kawan-kawan saya yang setia membaca tulisan saya :)
---pic : koleksi pribadi
by Dita Oktamaya