Dipagi yang terjaga
terbangun dengan bisingnya kendaraan hitungan jari
seketika terasa kehadiran mereka memberi arti yang berbeda
Saat siang mentari dengan teriknya yang menusuk kulit
keringat enggan datang meski sekujur tubuh lelah kepanasan
duduk tenang dalam diam
keramaian ibukota yang hilang terasa seketika
ini jauh berbeda
Saat senja datang membayang
mentari menyembunyikan cakrawalanya
menatap langit sore masih dalam diam
tidak seperti biasanya, hampa
Malam datang dengan dingin yang membekukan tubuh
sendiri dalam petakan kamar dengan barang-barang sederhana
di sinilah aku berada, dengan ribuan kemandirian
dan jutaan karakter manusia penghangat suasana, Yogyakarta
Poem by Dita Oktamaya